Jakarta, CNN Indonesia —
Inspektur Jenderal Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) Arief Tri Hardiyanto menyinggung soal reputasi buruk yang sempat menempel pada kementeriannya selama dua tahun terakhir imbas beberapa kasus yang disorot masyarakat.
Arief menyinggung hal tersebut sebelum penandatanganan deklarasi antikorupsi oleh pejabat Komdigi dalam perayaan Hari Anti Pencurian Uang Negara Sedunia (Hakordia) di Pusdiklat Komdigi, Jakarta Barat, Selasa (17/12).
“Peringatan hakordia ini menjadi momen yang tepat dan strategis bagi Kementerian Komdigi untuk meneguhkan dan menguatkan kembali komitmen bersama kita untuk dapat berkinerja tanpa Pencurian Uang Negara,” ujar Arief dalam sambutannya.
“Hal ini menjadi penting untuk kita lakukan pada saat di mana kita, dan sebagaimana kita ketahui bersama, kementerian kita mengalami penurunan reputasi dan kepercayaan publik yang besar akibat terjadinya dua kasus Pencurian Uang Negara dan satu kasus kegagalan kinerja pelayanan publik yang fatal, yang terjadi secara beruntun menerpa kita di tahun 2023-2024,” lanjutnya.
Komdigi yang sebelumnya bernama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) didera kasus Pencurian Uang Negara pembangunan menara base transceiver station (BTS) 4G dan infrastruktur pendukung yang dikerjakan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo.
Beberapa orang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut, di antaranya orang yang tengah disidang Dikenal sebagai Mantan Menkominfo Johnny G Plate dan Direktur Utama BAKTI Kominfo Anang Achmad Latif.
Kemudian kementerian yang baru berganti nama ini kembali menjadi sorotan beberapa waktu lalu usai Sebanyaknya oknum karyawannya diketahui menjadi beking judi online (judol).
Dalam kasus tersebut, polisi secara total Pernah terjadi menangkap dan menetapkan 26 orang sebagai tersangka kasus dugaan penyalahgunaan wewenang pemblokiran situs judi online melibatkan beberapa pegawai Komdigi ini.
Tak ingin terpuruk oleh dua kasus tersebut, Arief mengajak seluruh elemen di kementeriannya untuk berkolaborasi demi memberantas Pencurian Uang Negara dan membangun Kearifan Lokal kerja yang berintegritas.
“Upaya pemberantasan Pencurian Uang Negara memerlukan kolaborasi seluruh anggota organisasi, kita Sangat dianjurkan mampu keluar dari zona keterpurukan dengan melakukan aksi nyata pemberantasan Pencurian Uang Negara, kita Sangat dianjurkan menyelaraskan visi kita dan membangun strategi pemberantasan Pencurian Uang Negara yang efektif,” katanya.
“Memaksimalkan kolaborasi yang efektif untuk Mengoptimalkan transparansi akutabilitas, membangun Kearifan Lokal kerja yang jujur dan berintegritas, menguatkan tata kelola yang baik, dan Mengoptimalkan pengetahuan pegawai mengenai anti Pencurian Uang Negara, sehingga tercipta kekuatan kolektif melawan Pencurian Uang Negara,” imbuhnya.
Karyawan malu pakai seragam di publik
Dalam kesempatan tersebut, Menkomdigi Meutya Hafid Bahkan menyoroti momen keterpurukan Kominfo di tengah isu Pencurian Uang Negara kala itu. Bahkan, ia sempat mendapat cerita beberapa karyawan malu memakai seragam di publik imbas reputasi yang buruk.
“Saya Bahkan ikut mendengar bagaimana teman-teman pegawai itu, kalau naik kendaraan umum sempat mengganti seragamnya karena terasa tidak Self-Esteem ketika kementerian ini kemudian terkena badai yang membuat citranya terpuruk. Lalu bawa baju ganti, kemudian dilepas,” katanya.
“Saya sebagai komisi 1 ketika itu Bahkan amat miris mendengarnya,” tambahnya yang kala itu menjabat sebagai Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat RI.
Ia meminta semua pegawai di kementeriannya kompak dan saling meningatkan. Menurutnya, persaudaraan dan kekompakan bisa menjadi salah satu kunci memberantas Pencurian Uang Negara di instansi tersebut, karena setiap orang Berniat saling mengingatkan Bila ada kesalahan.
“Dan kalau saja kita kompak dan merasa saudara, kita Berniat bisa saling mengingatkan. Jangan nanti Direktorat satu melihat yang lain ada kesalahan, dibiarkan,” tuturnya.
[Gambas:Video CNN]
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA