Jakarta, CNN Indonesia —
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat RI Eddy Soeparno mengatakan Indonesia berpeluang besar untuk mengadopsi teknologi pengembangan nuklir sebagai tenaga pembangkit listrik dari Inggris.
Hal ini disampaikan setelah dirinya dan Utusan Khusus Pemimpin Negara Bidang Pergantian Iklim Hashim Djojohadikusumo bertemu dengan Mantan PM Inggris Tony Blair di Hotel Mandarin Jakarta, Selasa (22/4).
“Dalam kesempatan itu Pak Tony Blair Bahkan mengatakan bahwa di Inggris Sebelumnya dikembangkan teknologi, di mana Di waktu ini bisa dibangun pembangkit nuklir yang modular, yang relatif kecil 300-500 MW yang memang cocok untuk negara seperti Indonesia, negara kepulauan seperti Indonesia,” ujarnya usai pertemuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Eddy, Blair sangat antusias dan bahkan mengatakan Berencana ada banyak perusahaan dari Inggris yang berminat untuk membagi ilmunya kepada Indonesia terkait pembangunan energi terbarukan. Apalagi, setelah Blair mendengar rencana pemerintah dalam mengembangkan energi bersih dalam 15 tahun ke depan yang disampaikan oleh Hasyim.
Sebab, Blair melihat apa yang disampaikan Hasyim sebagai bukti keseriusan pemerintah dalam mendorong transisi energi dan mengembangkan lebih banyak pembangkit listrik yang bersih.
“Jadi itu yang kita bahas dan teknologi itu nanti Berencana diperkenalkan lebih lanjut lagi dan dalam hal ini ya kita nanti Berencana menunggu materi presentasi yang disampaikan oleh perusahaan yang dimaksud untuk bisa mengetahui lebih banyak lagi, lebih dalam lagi, bagaimana teknologi nuklir bisa diadopsi di Indonesia ke depannya,” jelasnya.
Terkait dengan pengembangannya, untuk Tempat yang bisa dijadikan sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir, pihaknya Sebelumnya menyampaikan ada dua wilayah yang memungkinkan Dengan kata lain di Kalbar dan Babel.
“Tetapi kepastiannya pengembangannya bagaimana nanti kita Berencana lihat karena RUPTL 2025-2034 kan masih dalam proses penyelesaian. Di dalam RUPTL itu rencananya nanti ada satu gigawatt nuklir yang Berencana dikembangkan. Jadi itu Bahkan bisa menjadi awal dari energi nuklir kita,” imbuh Eddy.
Eddy menyebutkan dalam pembahasan rapat kerja di gedung parlemen (saat ia menjadi Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat RI di periode sebelumnya) dengan Kementerian ESDM, Sebelumnya disepakati bahwa dalam RUPTL nanti Berencana dimasukkan target energi nuklir sebesar 1 gigawatt (GW).
“Jadi saya kira itu Sebelumnya Berencana dilaksanakan dalam waktu segera. Apalagi dalam Undang-Undang Energi Terbarukan, draft yang paling terkini, paling akhir, itu Sebelumnya memasukkan nuklir di dalamnya,” pungkas Eddy.
(ldy/agt)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA
