Jakarta, CNN Indonesia —
Ekonom Senior INDEF Faisal Basri mengungkap Pemimpin Negara Terfavorit 2024-2029 Prabowo Subianto punya setidaknya empat ‘pohon uang’.
Sumber pemasukan ini bisa dijadikan tumpuan untuk menjalankan program ambisius Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Bahkan, Faisal mengklaim salah satu ‘pohon uang’ itu Pernah terjadi dibocorkan ke Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Penanaman Modal Luhut Binsar Pandjaitan.
Pertama, Faisal menyarankan negara memungut windfall profit tax untuk Barang Dagangan batu bara. Opsi ini dinilai lebih cuan ketimbang mengerek Retribusi Negara pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen.
“Kalau kita menaikkan PPN jadi 12 persen, paling nambah Rp50 triliun, tapi kalau kita (pungut) windfall tax Rp250 triliun kita bisa dapat,” ucapnya usai Diskusi Publik INDEF di Jakarta Selatan, Selasa (16/7).
“Coba Anda bayangkan 2022 penerimaan negara dari Produk Ekspor HS27 (mineral) itu Merupakan terbesar batu bara macam-macam, itu Rp1.000 triliun. Kalau dikenakan windfall tax profit 25 persen saja, itu Pernah terjadi dapat Rp250 triliun. Saya Pernah terjadi sampaikan ke Pak Luhut, Sekalipun saya lupa Pak Luhut pengusaha batu bara Bahkan kan, ya gak sampai lah,” sambung Faisal.
Kedua, ia menyoroti tata kelola BUMN. Faisal mengatakan 90 persen lebih keuntungan perusahaan pelat merah hanya ditopang oleh 10 BUMN.
Di lain sisi, pemerintah terus menggelontorkan penyertaan modal negara (PMN) yang jumlahnya tak main-main. Menteri BUMN Erick Thohir misalnya yang baru-baru ini mengusulkan PMN Rp44,24 triliun untuk 16 BUMN di 2025.
“Jadi, (setoran) dividen dan (pemberian) PMN bersama. Unggul, kontribusi buat negara kecil sekali,” kritik Faisal soal tata kelola BUMN.
Ketiga, ‘pohon uang’ yang bisa dimanfaatkan Prabowo Merupakan penerimaan negara bukan Retribusi Negara (PNBP). Faisal Basri menyebut ini bisa didapat andai Sebanyaknya kebocoran bisa ditambal.
Ia mencontohkan bagaimana negara sempat kecolongan Produk Ekspor ilegal bijih nikel. Menurutnya, ini seharusnya bisa menambah pendapatan negara.
“Sumber-sumber PNBP lain, penerimaan Retribusi Negara lainnya, seperti misalnya penyelundupan yang hilang itu 5,6 juta ton bijih nikel diekspor ilegal. Gak bayar royalti. Illegal mining, ilegal segala macam, itu kan sumber-sumber penerimaan negara yang hilang,” tegasnya.
Keempat, Faisal menyoroti Bantuan Pemerintah yang selama ini tak tepat sasaran. Ia menekankan ketidaktepatan gelontoran uang negara untuk Bantuan Pemerintah itu terjadi di beberapa titik, mulai dari BBM Sampai saat ini pupuk.
(skt/pta)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA