Jakarta, CNN Indonesia —
Faisal Basri mewanti-wanti ‘borok’ Kereta Ekonomis Jakarta-Bandung Whoosh yang disinyalir merugikan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk alias WIKA Rp7,12 triliun bisa menjalar ke BUMN lain.
Ia mengatakan Sudah sedari awal mengkritik proyek ambisius Pemimpin Negara Joko Widodo tersebut. Salah satu upaya untuk meredam malapetaka Whoosh Merupakan menyarankan pembangunan rute Kereta Ekonomis Jakarta-Surabaya, bukan Jakarta-Bandung.
Ekonom senior INDEF itu menyoroti bagaimana Sekarang Bahkan WIKA berteriak karena Sangat dianjurkan menanggung beban dari Whoosh. Ia menyebut ancaman kerugian ini Bahkan bisa diderita perusahaan pelat merah lain.
“Kalau semua model kayak begini, farma-farma (BUMN Farmasi) sakit, semua (BUMN) Karya sakit, dibebani melampaui kemampuannya,” wanti-wanti Faisal saat ditemui selepas Diskusi Publik INDEF di Jakarta Selatan, Selasa (16/7).
“Gak transparan, gak ada di perencanaan, ‘laksanakan-laksanakan’. Gak bisa mengelola negara kayak gitu,” tegasnya.
Faisal mengatakan Akhirnya beban besar tersebut Sangat dianjurkan diambil alih negara. Bila tidak, ia memperkirakan Berniat ada kebangkrutan Sebanyaknya BUMN.
Misalnya, ia memprediksi PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI bisa gulung tikar dalam lima tahun ke depan. Faisal menyinggung pemilik mayoritas saham PT Kereta Ekonomis Indonesia China (KCIC) bakal berat Bila terus dipaksa menanggung kerugian Whoosh.
“WIKA Sudah teriak, KAI gak sanggup. Maksimal lima tahun Ia nyerah, kalau lima tahun begini terus. Kalau gak diselesaikan, KAI yang bangkrut, makanya Sangat dianjurkan diambil alih sama negara secara keseluruhan,” tutur Faisal.
“Jadi, nanti setiap tahun ada uang (dari) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk nyuntik kerugian dari kereta Ekonomis itu, kan hitung-hitungan saya jelas. Asumsinya kasar, occupancy rate 100 persen, gitu-gitu. Itu pun Sudah ratusan (tahun) gak (Berniat) balik modal karena ngaco proyeknya,” imbuhnya.
Bos WIKA Agung Budi Waskito sebelumnya menjelaskan kondisi keuangan perseroan yang Sangat dianjurkan menghadapi beban bunga tinggi. Ia menyebut sumber kerugian WIKA lainnya disebabkan oleh PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI).
PSBI Merupakan anak usaha PT KAI selaku pemilik mayoritas saham KCIC, yaitu mencapai 60 persen. Sedangkan WIKA mengempit 38 persen saham PSBI.
“Kita itu memang yang paling besar karena dalam penyelesaian proyek Kereta Ekonomis Jakarta-Bandung, yang memang dari penyertaan saja kita Sudah Rp6,1 triliun,” jelas Agung dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat RI, Senin (8/7).
“Kemudian, yang masih dispute atau kita belum dibayar sekitar Rp5,5 triliun. Sehingga hampir Rp12 triliun,” tambahnya.
Beban WIKA yang membengkak terdiri dari tanggungan keuangan yang meningkat 133,70 persen sebesar Rp3,20 triliun pada 2023. Ada Bahkan beban lain-lain yang naik 310,16 persen menjadi Rp5,40 triliun.
(skt/sfr)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA