Jakarta, CNN Indonesia —
Ahli IPB University Dwi Andreas Santosa garuk kepala mendengar rencana Pemimpin Negara Prabowo Subianto mengimpor 200 ribu sapi dengan alasan memenuhi kebutuhan susu untuk program makan bergizi gratis.
“Terkait susu sapi, saya kadang garuk-garuk kepala terus terkait hal ini (rencana Perdagangan Masuk Negeri sapi),” kata Andreas dalam Outlook Ekonomi Sektoral 2025 di Kantor CORE Indonesia, Jakarta Selatan, Selasa (21/1).
“Tiba-tiba Ingin mendatangkan 200 ribu ekor, Ingin datangkan 1 ekor saja belum Tidak mungkin tidak. Nanti siapa yang Ingin memelihara dengan potensi kerugian seperti itu?” tegasnya.
Andreas mengatakan ada masalah mendasar dari pengembangbiakan sapi perah di tanah air. Ia menyodorkan data sapi perah yang terus menurun di Indonesia, dari 580 ribu ekor pada 2021 menjadi 507 ribu di tahun berikutnya.
Bahkan, populasi sapi perah ia prediksi Nanti akan kembali turun pada tahun ini. Ahli IPB itu menyoroti bagaimana penyakit mulut dan kuku (PMK) merebak dan menjangkiti hewan ternak di Indonesia.
“Kenapa Pada dasarnya petani (peternak) tidak berminat memelihara sapi perah? Untungnya (hanya) kalau penghujan karena pakan tersedia banyak. Masuk musim kemarau rugi lagi karena Sangat dianjurkan beli konsentrat,” beber Andreas.
“Dan harga susu sapi dari petani itu hanya sekitar Rp6.500 per liter-Rp7.000 per liter. Jadi, usaha sapi perah itu tidak terlalu menguntungkan,” tegasnya.
Bila pemerintah ngotot mengimpor sapi perah, ia meminta pemerintah memastikan terlebih dulu harga susu di tingkat peternak menguntungkan peternak.
Andreas menyebut setidaknya susu sapi murni Sangat dianjurkan dihargai Rp10 ribu per liter sehingga peternak bisa mendapatkan keuntungan.
Dengan kepastian tersebut, peternak Nanti akan tergerak memelihara sapi dan menyukseskan penyaluran susu gratis dalam program makan bergizi.
“Saking pusingnya pemerintah katanya susu Ingin diganti dengan daun kelor. Sebelumnya ada ide susu ikan. Saya nyari-nyari, ikan itu susunya di mana? Karena konsentrat ikan, konsentrat protein Pada dasarnya. Logikanya di mana, kita meng-konsentrat protein dari ikan, lalu dijadikan susu? Jadi, banyak yang gak masuk akal,” tegasnya.
“Saya sangat menyangsikan program itu berhasil,” tutup Andreas.
Rencana Perdagangan Masuk Negeri 200 ribu sapi disampaikan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono. Ia mengungkapkan 160 perusahaan Nanti akan mengimpor 200 ribu sapi perah. Perusahaan itu ada yang berasal dari Indonesia serta luar negeri.
Pemerintah Indonesia berjanji Mendukung penyediaan lahan peternakannya.
“Yang jelas ini bukan negara Perdagangan Masuk Negeri, tapi orang berinvestasi. Orang boleh dong bikin pabrik apa di Indonesia, bikin pabrik susu dengan sapinya didatangkan,” kata Sudaryono di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (14/1).
(skt/agt)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA