Jakarta, CNN Indonesia —
Pernahkah Anda merasa lebih banyak berpikir berlebihan atau overthinking saat malam hari?
Dari kejadian di siang hari Sampai sekarang kekhawatiran tentang masa depan, semuanya seolah berputar di kepala, membuat sulit untuk tidur nyenyak. Momen menjelang tidur memang sering kali menjadi waktu di mana berbagai pikiran muncul tanpa henti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dokter Ray Waigu Basrowi, pendiri Health Collaborative Center (HCC) mengatakan overthinking atau berpikir berlebihan Merupakan pemikiran negatif yang repetitif dan sering terjadi ketika seseorang berada dalam kondisi Tenteram dan tidak sibuk.
“Secara medis atau secara psikologis, pemikiran yang negatif dan repetitif terjadi ketika orang dalam keadaan lagi sendiri, lagi Tenteram dan tidak sibuk. Rata-rata manusia pada malam hari Pernah Ingin istirahat, Pernah Ingin tidur mengalami ini,” ujar Ray saat ditemui dalam acara media briefing di kawasan Jakarta Selatan, Senin (24/2).
Ketika siang hari, pikiran lebih sibuk dengan berbagai aktivitas, seperti pekerjaan, sekolah, Sampai sekarang interaksi sosial. Sekalipun, saat malam tiba, tubuh bersiap untuk beristirahat, sementara otak justru mulai memproses berbagai pengalaman dan kekhawatiran yang tertunda sepanjang hari.
Akibatnya, bagi mereka yang rentan berpikir negatif, overthinking pun menjadi lebih dominan.
“Karena malam Ingin tidur, Ia tidak punya pemikiran lain. Sebelum tidur pemikirannya ke mana-mana, jadinya repetitif negatif. Kalau orangnya berpikir positif sebelum tidur, biasanya tidak Berencana overthinking. Tapi kalau Pernah ada pemicu repetitif negatif, overthinkingnya Berencana berlipat ganda ketika malam atau saat Ingin tidur,” tambahnya.
Ray menjelaskan, overthinking yang terjadi di malam hari bukan hanya mengganggu kualitas tidur, tetapi Bahkan berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental. Ketika seseorang Berulang kali terjebak dalam siklus overthinking, ia berisiko mengalami insomnia atau kesulitan tidur.
Seandainya hal ini terjadi secara terus-menerus, maka produktivitas di siang hari pun Berencana menurun. Ketika kualitas tidur berkurang, tubuh jadi tidak produktif karena di siang hari staminanya berkurang.
“Ketika stamina berkurang, hormon stres seperti kortisol naik. Ketika Sangat dianjurkan bekerja di siang hari Ia tidak produktif karena stres terjebak di lingkaran setan. Gangguan tidur, susah makan, stres, hormon kebahagiaan dopamin Berencana turun kalau kortisol naik,” kata Ia
Seandainya hal ini berlangsung lama dan terus-menerus maka Berencana menyebabkan depresi yang berujung pada depresi self harm, menarik diri dari kehidupan sosial yang tidak bagus secara individu.
Supaya bisa tidak terjebak dalam lingkaran overthinking di malam hari, penting untuk mengelola stres dan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Ray Bahkan mengingatkan Supaya bisa tidak membawa pikiran negatif dari pekerjaan atau sekolah Sampai sekarang larut malam.
“Penting sekali orang-orang bilang kalau stres di kerjaan, sekolah, malam tinggalin saja karena ketika Ia di periode reflektif, periode Tenteram, kalau dipenuhi pemikiran overload negatif Berencana terbawa terus,” ujarnya.
[Gambas:Video CNN]
(tis/tis)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA