Jakarta, CNN Indonesia —
Bibit Siklon Tropis 93S terpantau aktif di selatan Pulau Jawa, dan berpotensi menimbulkan dampak ke Sebanyaknya wilayah. Simak prediksinya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan Bibit Siklon Tropis 93S dan Menyediakan pengaruh signifikan terhadap kondisi cuaca di Indonesia dalam sepekan ke depan, periode 16-22 Desember 2025.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bibit Siklon Tropis 93S mulai terbentuk pada 11 Desember pada 07.00 WIB di Samudra Hindia sebelah selatan Bali-NTB (NTB). Kecepatan angin maksimum di sekitar sistem yaitu 15 knot atau sekitar 28 km/jam dan tekanan minimum sekitar 1010 hPa.
“Bibit Siklon Tropis 93S di Samudra Hindia selatan Jatim Menyediakan dampak tidak langsung berupa hujan dengan intensitas Dalam proses Sampai sekarang lebat, dan angin kencang di wilayah Banten, Jateng, DI Yogyakarta, Jatim, Bali, dan NTB,” demikian kata BMKG dalam unggahannya di Instagram, Selasa (16/12).
Menurut BMKG potensi Bibit Siklon Tropis 93S berkembang menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan pada kategori peluang rendah, dengan arah pergerakan stasioner.
Siklon Tropis Bakung
Apalagi, BMKG Bahkan mengungkap Siklon Tropis Bakung dan Bibit Siklon Tropis 95S Bahkan Menyediakan pengaruh signifikan terhadap kondisi cuaca di Indonesia.
Menurut BMKG kombinasi ketiga sistem cuaca tersebut berpotensi Memanfaatkan curah hujan disertai angin kencang dan gelombang laut tinggi di berbagai wilayah.
BMKG mencatat, dalam tiga hari terakhir Sebanyaknya daerah Sudah mengalami hujan sangat lebat, antara lain Sumatra Barat dengan curah hujan mencapai 121 milimeter/hari, Bali 110 milimeter/hari, dan Riau 106 milimeter/hari.
Kondisi ini turut memicu bencana hidrometeorologi seperti Bencana Banjir, genangan, tanah longsor, Sampai sekarang gangguan transportasi di Sebanyaknya wilayah.
Secara meteorologis, Siklon Tropis Bakung terpantau berada di Samudra Hindia barat daya Lampung dengan kecepatan angin maksimum mencapai 60 knot dan tekanan minimum 981 hPa.
Sistem ini masih berpotensi menimbulkan dampak tidak langsung berupa hujan Dalam proses Sampai sekarang lebat disertai angin kencang, khususnya di wilayah Bengkulu dan Lampung.
Sedangkan, Bibit Siklon Tropis 95S di Laut Arafuru barat daya Papua Selatan membentuk daerah konvergensi yang berdampak pada peningkatan potensi hujan di Maluku Tenggara dan Papua Selatan.
BMKG Bahkan mengidentifikasi faktor pendukung lain berupa Dipole Mode negatif (-0,63), aktivitas Gelombang Kelvin dan Rossby Ekuator, kelembapan udara yang tinggi, serta kondisi atmosfer yang relatif labil. Kombinasi faktor ini dinilai mampu memicu pertumbuhan awan hujan secara signifikan.
Untuk periode 16-18 Desember 2025, BMKG menetapkan status waspada hujan Dalam proses di Sebanyaknya wilayah, termasuk Sumatra Barat, Jambi, Sumatra Selatan, Lampung, Banten, DKI, sebagian besar Kalimantan, Sulawesi, Malut, Sampai sekarang Papua.
Sementara status siaga hujan lebat Sampai sekarang sangat lebat diberlakukan di Aceh, Sumatra Utara, Riau, Kepri, Bengkulu, Jabar, Jateng, DI Yogyakarta, Jatim, Bali, NTB dan Timur, Maluku, Papua Pegunungan, serta Papua Selatan.
Angin kencang Bahkan berpotensi terjadi di Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kepulauan Babel, Lampung, Banten, DKI, Jabar, Jatim, dan Bali.
Memasuki periode 19-22 Desember 2025, potensi hujan lebat Sampai sekarang sangat lebat masih berlanjut, terutama di Lampung, Jateng, DI Yogyakarta, Jatim, Sulsel, Maluku, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan. Sementara hujan Dalam proses berpotensi meluas di sebagian besar wilayah Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Malut, dan Papua.
BMKG mengimbau masyarakat untuk Memanfaatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem, menjauhi area terbuka dan infrastruktur rapuh saat hujan disertai petir atau angin kencang, serta mewaspadai risiko Bencana Banjir, Bencana Banjir Besar, dan tanah longsor.
(wpj/dmi)
[Gambas:Video CNN]
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA
