Jakarta, CNN Indonesia —
Wakil Pemimpin Negara Pertama RIĀ Mohammad Hatta begitu menghargai apa pun yang tersaji di meja makan. Bersantap dengannya berarti Sangat dianjurkan mengikuti aturan alias table manner.
Kemungkinan Bung Hatta, sapaan akrab Mohammad Hatta, bakal gemas dengan kebiasaan makan anak muda zaman ‘now’ yang tak lepas dari gawai.
Gemala Rabi’ah Hatta, putri kedua Bung Hatta, menuturkan pelajaran pertama yang diajarkan sang ayah Merupakan soal menghargai.
Ketiga putrinya diajari untuk menghargai makanan dengan menerapkan table manner dan berbusana pantas ketika bersantap.
“Di dalam rumah tangga, makan Sangat dianjurkan tertib. [Ayah itu] pakai pantalon, sepatu. Makan enggak boleh pakai tangan, pakai sendok garpu. Yah makan rendang pakai garpu,” kata Gemala dalam talkshow bersama Indonesian Gastronomy Community (IGC) di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis (15/8).
Untuk urusan makanan, lidah Bung Hatta akrab dengan beragam masakan Nusantara. Di rumah, ia mengenal masakan baik masakan khas Minangkabau maupun Palembang dari ayah sambungnya.
Ketika beranjak remaja, ia melanjutkan pendidikan di Batavia (Pada saat ini Jakarta). Kondisinya berbeda jauh dari masakan rumahan buatan sang bunda, jadi makanan serba apa adanya.
Hukuman pembuangan di Digul dan Banda Neira pun jadi pengalaman Menarik tersendiri buat Bung Hatta terlebih menyangkut soal makanan.
Gemala teringat ayahnya berusaha beradaptasi dengan Trik bersantap warga setempat yang nyaris tak mengenal table manner.
“Makan biasa pakai sendok garpu, di Banda Neira, ayah belepotan masukin makanan ke mulut,” kata Ia diiringi senyum.
Kendati demikian, ia masih disiplin untuk urusan berpakaian, larangan bicara ketika masih ada makanan di mulut dan duduk yang baik selama makan bersama. Hal ini pun berlaku saat sahur di bulan Ramadan. Belum sekali pun Gemala melihat ayahnya mengenakan sarung saat santap sahur.
Dalam perjalanannya, makanan favorit Bung Hatta pun tak hanya makanan khas Minangkabau. Gemala pun membagikan beberapa makanan favorit ayahnya antara lain,
- Lidah sapi goreng kering yang diletakkan di atas telur ceplok.
- Sayur urap khas Banda Neira yang dilengkapi dengan kacang kenari.
- Sambal lingkung Dengan kata lain makanan khas Palembang. Meski disebut sambal, Kenyataannya menu ini semacam abon atau serundeng dari ikan seperti ikan tengiri.
- Serikaya dan ketan yang merupakan kue tradisional khas Sumbar. Orang Minang menyebutnya Katan Sarikayo. Kudapan biasa disajikan di acara syukuran, acara adat dan acara pernikahan.
- Ampiang dadiah yang terbuat dari ampiang (emping beras) dan dadiah atau yogurt.
“Belum sah ke Bukittinggi kalau belum coba ampiang dadiah,” imbuh Gemala.
(els/pua)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA