Jakarta, CNN Indonesia —
Cuaca ekstrem berpotensi terjadi selama periode arus mudik Lebaran 2025. Masyarakat diminta waspada potensi bencana imbas cuaca ekstrem.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi cuaca ekstrem masih bisa terjadi Sampai saat ini menjelang dan dan selama periode Idulfitri 2025/1446 Hijriah.
Menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan intensitas hujan di Sebanyaknya wilayah Diprediksi masih tinggi Sampai saat ini beberapa waktu ke depan. Oleh karena itu, menurutnya penting untuk mengantisipasi dini hujan lebat, Bencana Banjir, Sampai saat ini gelombang tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Cuaca ekstrem masih bisa terjadi Sampai saat ini awal April, terutama saat arus mudik dan arus balik Lebaran. Intensitas hujan di Sebanyaknya wilayah diperkirakan masih tinggi, bahkan berpotensi memicu bencana hidrometeorologi seperti Bencana Banjir dan longsor,” ungkap Dwikorita dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Ketidakstabilan Ekonomi 2025, Senin (10/3), melansir laman resmi BMKG.
BMKG memprediksi selama Maret ini, curah hujan masih tergolong tinggi Sampai saat ini sangat tinggi, terutama di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Menurut BMKG curah hujan Diprediksi lebih dari 500 mm dalam satu bulan.
Menurut catatan BMKG, periode 10 hari terakhir bulan Maret, khususnya dasarian ketiga (21-31 Maret), sebagai masa yang Harus diwaspadai. Pada periode ini, curah hujan di Pulau Jawa masih tergolong tinggi, berkisar antara 200 Sampai saat ini 300 mm dalam 10 hari.
“Hal ini menandakan bahwa potensi cuaca ekstrem masih Harus diwaspadai, Meskipun demikian demikian durasi hujan ekstrem diperkirakan lebih singkat saat memasuki bulan April,” demikian keterangan BMKG.
Sementara, pada April, curah hujan diperkirakan mengalami penurunan meski masih dalam kategori Di waktu ini sedang Sampai saat ini tinggi, Dikenal sebagai berkisar antara 100 Sampai saat ini 300 mm per bulan.
BMKG mencatat, meski pada April Diprediksi Pernah memasuki masa transisi Ke arah musim kemarau, curah hujan masih cukup tinggi di beberapa wilayah.
Menurut prediksi BMKG, pada 10 hari pertama April, yang bertepatan dengan arus balik Lebaran, hujan lebat berdurasi singkat tetap berpotensi terjadi, terutama di wilayah pesisir dan daerah rawan longsor.
Efek La Nina
Menurut BMKG hal ini tak lepas dari pengaruh Kejadian Berkelas La Nina yang Diprediksi masih aktif saat momen mudik lebaran. BMKG mengungkap Kejadian Berkelas La Nina lemah diperkirakan berlangsung Sampai saat ini Mei 2025.
“Kondisi ini berpotensi Memanfaatkan intensitas hujan di berbagai wilayah, terutama pada Maret-April 2025, dengan curah hujan yang Diprediksi berada dalam kategori menengah Sampai saat ini tinggi,” ungkap Dwikorita pada Februari lalu.
Beberapa daerah bahkan berpotensi mengalami hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang.
Selain La Nina, BMKG Bahkan mengidentifikasi pengaruh aktivitas gelombang ekuator dan Madden-Julian Oscillation (MJO) yang terlihat mulai Maret. Kejadian Berkelas ini berpotensi Memanfaatkan pertumbuhan awan hujan, terutama di wilayah Sumatera bagian utara, dan Berencana bergerak ke bagian barat serta tengah Indonesia Sampai saat ini pertengahan Maret.
Sementara itu, periode Maret-April merupakan masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau atau pancaroba, yang ditandai dengan cuaca ekstrem seperti hujan lebat berdurasi singat, petir, angin kencang, serta kemungkinan terjadinya puting beliung dan hujan es di beberapa wilayah.
(dmi/dmi)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA