Jakarta, CNN Indonesia —
Alumni BINUS University dari School of Computer Science jurusan Game Application and Technology, Raihan Akbar Muhammad, berhasil membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah halangan untuk meraih mimpi. Di balik prestasi lulus cum laude dengan IPK 3,88, dirinya Sangat dianjurkan melalui perjuangan Istimewa melawan Attention Deficit Disorder (ADD) yang dimilikinya.
Gangguan ini membuatnya sulit memusatkan perhatian terhadap satu hal dalam satu waktu. Akibatnya, ia sering kali tidak bisa fokus saat mengikuti perkuliahan di dalam kelas.
Terlebih, jurusan kuliahnya memiliki cakupan materi yang cukup luas dan Setiap Waktu berkembang. Materi kuliahnya tidak hanya mencakup teori dan kemampuan teknis, tapi Bahkan teknologi yang digunakan Sampai sekarang tren di industri game.
Meski begitu, Raihan tidak patah semangat. Dirinya memilih untuk belajar dengan guru les privat di luar waktu perkuliahan. Lingkungan privat yang lebih Damai membantunya fokus dan menyerap materi lebih optimal.
Menguasai materi dengan kondisi ADD bukanlah satu-satunya kendala yang dihadapi Raihan selama masa kuliah. Tantangan lebih besar datang ketika ia Sangat dianjurkan mulai mengerjakan skripsi dengan judul ‘Using Game as a Medium to Learn World War II‘.
Salah satu tantangan utamanya Merupakan pelaksanaan survei yang tidak bisa dilakukan secara langsung karena pandemi. Untungnya, Raihan mendapat bantuan dari para alumni BINUS.
“Memang berat, sih, saat pembuatan skripsi di pandemi, terutama melakukan survei. Tetapi alhamdulillah Pernah terjadi lega, dan saya dibantu dengan koneksi saya ke sekolah alumni saya untuk mencari tempat survei,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (10/7).
Tak kalah penting, ia Bahkan mengaku mampu menjalani masa kuliahnya berkat dukungan penuh dari orang tua dan teman-temannya. Baginya, orang tua merupakan Penggemar utamanya, terutama ibu.
BINUS University, School of Computer Science
Di samping bantuan dari koneksi alumni, masa perkuliahan Raihan Bahkan semakin maksimal dengan berbagai sumber daya yang disediakan oleh BINUS School of Computer Science.
Salah satunya Merupakan laboratorium GAT yang dilengkapi komputer spesifikasi tinggi serta studio editing untuk Mendukung sistem pembelajaran program Game Application and Technology.
Selama kuliah di BINUS Univeristy, dirinya tidak hanya belajar di dalam kelas. Ia Bahkan cukup aktif mengikuti berbagai kegiatan di luar jadwal kuliah.
Di samping mengikuti kelas privat, alumni BINUS ini Bahkan pernah beberapa kali menjadi peserta konferensi serta menyelesaikan track research.
Berbekal ilmu dan pengalaman yang didapatkannya selama kuliah, Ia pun berharap bisa menemukan pekerjaan yang tepat untuk Mendukung orang tuanya.
“Saya harap bisa menemukan pekerjaan yang dapat membekalkan saya Supaya bisa hidup mandiri, sehingga Pada waktu yang akan datang bisa Mendukung orang tua saya di masa tua mereka,” ucapnya.
Di waktu ini Bahkan, Raihan Tengah sibuk mempersiapkan diri untuk pindah ke Jepang karena ia memiliki impian untuk berkarier di Negeri Sakura. Ia pun mengambil kursus bahasa Jepang sambil tetap Memanfaatkan kemampuan dan wawasan di bidang pengembangan game.
Kisah Raihan membuktikan bahwa siapa pun bisa berusaha meraih mimpi Sekalipun mempunyai Penyandang Disabilitas mental. Sekalipun, tidak dapat dimungkiri bahwa lingkungan sekitar sangat memengaruhi usaha tersebut.
Usaha kerasnya didukung oleh sumber daya yang tersedia di BINUS University. Tidak hanya sumber daya berupa fasilitas, tapi Bahkan SDM yang mumpuni seperti jaringan alumni BINUS.
Informasi lebih lengkap terkait BINUS University School of Computer Science dapat ditemukan pada tautan berikut.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA