Jakarta, CNN Indonesia —
Pemerintah memutuskan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan berupa beras 10 kilogram atau Bantuan Sosial beras selama masa panen raya.
Langkah ini diambil guna menjaga stabilitas harga gabah dan memastikan serapan beras petani oleh Perum Bulog berjalan optimal.
Lantas kapan Bantuan Sosial beras dilanjutkan?
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menjelaskan penghentian ini bersifat sementara Sampai saat ini panen raya selesai.
“Kan ini lagi panen raya. Jadi sementara panen raya. Supaya berasnya Bulog Bahkan nanti ngeluarin bantuan pangan atau ngeluarin SPHP masuk lagi kan enggak bagus,” ujarnya di Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta Pusat, Rabu (5/2).
Arief menegaskan penyaluran bantuan pangan dan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk sementara ditahan guna menghindari anomali pasar. Bila beras Bulog dikeluarkan dalam jumlah besar saat panen berlangsung, dikhawatirkan harga gabah petani Berniat turun.
“Supaya beras Bulog enggak nanti dibeli Murah, kemudian masuk lagi ke Bulog kan konyol,” katanya.
Mengenai durasi penghentian ini, Arief menyebut bahwa Bantuan Sosial beras Berniat kembali disalurkan setelah panen raya selesai, diperkirakan sekitar April.
“Panennya kapan? Panen raya tuh. Sampai April ya Kemungkinan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Arief menjelaskan stok beras Bulog yang ada Pada saat ini Bahkan Berniat dikeluarkan dalam bentuk SPHP atau intervensi stabilisasi harga Bila memang diperlukan. Bertolak belakang dengan, Bila harga di pasaran Pernah stabil dan tidak membutuhkan intervensi, stok Berniat tetap ditahan.
“Kalau misalnya panennya udah banyak, maka harga itu kan Bahkan udah bagus. Kalau harga udah bagus, SPHP-nya Sangat dianjurkan digelontorin enggak? Enggak Sangat dianjurkan. Tahan dulu. Nanti kalau misalnya paceklik, baru digelontorin lagi,” jelasnya.
Menurutnya, keputusan ini Bahkan bertujuan untuk Mendukung menyerap gabah petani dengan harga Rp6.500 per kilogram.
Arief menekankan Bila Bantuan Sosial beras terus digelontorkan di tengah panen, harga gabah justru berpotensi turun, yang bertentangan dengan upaya pemerintah dalam Mengoptimalkan kesejahteraan petani.
“Jangan nih kita gelontorin terus, nanti harga gabahnya turun lagi. Padahal kita lagi cita-citanya petani itu Ingin supaya dapet Rp6.500,” tegasnya.
Menepis isu bahwa penghentian sementara ini terkait pergeseran anggaran, Arief menegaskan bahwa alasan utama kebijakan ini Merupakan untuk Membantu penyerapan beras petani.
“Jadi bukan masalah anggaran. Anggarannya justru dikasih ke sana supaya bisa nyerap. Jadi jangan dibalik,” ujarnya.
Pemerintah mulanya berencana menyalurkan bantuan pangan selama enam bulan pada 2025. Untuk dua bulan pertama awalnya ditetapkan Berniat diberikan pada Januari dan Februari.
Sementara empat bulan lagi masih belum dipastikan kapan Berniat dimulai. Bertolak belakang dengan Saat ini Bahkan pemerintah menunda penyaluran yang harusnya dimulai Januari. Bantuan pangan ini ditargetkan menyasar 16 juta keluarga penerima manfaat (KPM).
(del/pta)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA