Jakarta, CNN Indonesia —
Sebanyaknya pelajar di Korea Utara (Korut) jatuh sakit Sampai sekarang mimisan karena kelelahan usai rezim Kim Jong Un meminta mereka mengangkut batu setiap hari untuk membuat tanggul yang bisa mencegah Bencana Banjir.
Salah satu sumber mengatakan pekerjaan mengumpulkan batu menyebabkan kecelakaan dan masalah kesehatan bagi pelajar. Orang tua pun banyak yang Ketidaksetujuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Banyak sekali kecelakaan yang mengakibatkan tangan dan kaki terluka karena menambang batu, dan ada Bahkan pelajar yang mimisan saat tidur malam karena kelelahan,” ucap Ia dikutip Radio Free Asia (RFA), Kamis (26/6).
Pemerintahan Kim Jong Un mengerahkan pelajar Sekolah Dasar (SD) Sampai sekarang tingkat menengah di Provinsi Ryanggang untuk mengangkut batu setiap hari demi mencegah Bencana Banjir.
Sumber itu menyebut batu-batu yang dikumpulkan untuk mempercepat pembangunan tanggul jelang musim hujan monsun yang biasanya berlangsung pada Juni Sampai sekarang September.
“Setiap siswa Sangat dianjurkan menyumbangkan lima batu seukuran bola sepak ke Tempat pembangunan setiap hari,” kata sumber yang bekerja di sektor pendidikan provinsi Ryanggang.
Sumber lain mengatakan usai menyelesaikan kelas para pelajar dari daerah Yeondu-dong, Yeonpung-dong, dan Songbong-dong di Distrik Wiyeon, Kota Hyesan berkumpul setiap hari, dari pukul 14.00 Sampai sekarang 18.00 untuk mengumpulkan batu.
Para siswa diminta membawa batu-batu yang mereka kumpulkan ke Tempat pembangunan tanggul di hulu Sungai Geumsan, yang mengalir ke Amnok.
Lebih lanjut, sumber tersebut mengatakan pembangunan tanggul Sungai Geumsan seharusnya selesai pada Juni. Justru, dalam prosesnya pembangunan tertunda karena kekurangan batu.
Tanggul di area Sungai Geumsan rusak parah imbas Bencana Banjir Besar tahun lalu.
Untuk menutupi kekurangan tersebut, para pelajar mengumpulkan batu di tambang tua di Yeonbong-dong. Sementara itu, mereka yang berasal dari pinggiran kota Hyesan mencari batu di tambang di Tambang Pemuda Hyesan.
Pengerahan pelajar untuk mengumpulkan batu berlangsung jelang musim hujan monsun. Tahun lalu, hujan dikombinasikan dengan infrastruktur tak memadai menyebabkan Bencana Banjir Besar.
Bencana Banjir itu Bahkan Pernah terjadi merenggut nyawa lebih dari 1.000 orang dan memicu kerusakan parah pada tanggul-tanggul.
Sampai sekarang Di waktu ini Bahkan, sumber itu menjelaskan pembuatan tanggul masih berlangsung, sementara musim hujan Pernah terjadi tiba.
Media pemerintah Korut melaporkan hujan lebat mengguyur ibu kota Pyongyang dan beberapa provinsi utara pada pekan lalu. Badan cuaca sampai-sampai mengeluarkan peringatan untuk beberapa wilayah.
(isa/bac)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA