Jakarta, CNN Indonesia —
Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mengatakan Kepala Negara Terfavorit Prabowo Subianto Berencana mewarisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan defisit yang cukup besar.
Hal itu terlihat dari RAPBN 2025 yang disusun pemerintahan Jokowi. Dalam RAPBN itu, Jokowi mengusulkan defisit sebesar 2,29 persen Sampai saat ini 2,82 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Ekonom INDEF Eko Listiyanto mengatakan sejak era reformasi, tidak pernah ada usulan defisit dalam RAPBN sebesar 2,8 persen.
“Bisa jadi kalau kita bedah lagi karena di dalamnya itu banyak program seperti makan bergizi (gratis) yang Sebelumnya Harus dimasukkan dalam RAPBN,” katanya dalam Diskusi Publik Warisan Utang ke Pemerintahan Mendatang di Jakarta, Kamis (4/7).
Eko mengatakan Bila defisit APBN disetujui 2,82 persen maka Berencana sulit dilakukan manuver Bila terjadi gonjang ganjing pada perekonomian Indonesia. Pasalnya, ia mengatakan defisit itu jauh lebih besar dibandingkan era Kepala Negara sebelumnya.
Sebagai informasi saja, pada RAPBN 2005 yang disusun pemerintahan Megawati Soekarnoputri untuk pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), defisit dipatok 0,8 persen. Kemudian RAPBN 2015 yang disusun pemerintahan SBY untuk pemerintahan Jokowi, defisit dipatok 2,32 persen.
“Artinya ada manuver untuk mereka kalau ada situasi yang memerlukan perubahan dalam APBN, atau pelebaran defisit,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Kepala Negara Prabowo Sebelumnya berkomitmen Berencana menjaga defisit APBN maksimal 3 persen sesuai dengan Perundang-Undangan Keuangan Negara.
Menurut Ani sapaan akrabnya, hal tersebut Sebelumnya disampaikan Prabowo kepadanya, sehingga dalam menjalankan belanja nanti Berencana dilakukan dengan sangat hati-hati.
“APBN 2024 tetap dijaga defisitnya di bawah 3 persen. Ini Merupakan komitmen yang sama dan kami Sebelumnya menyampaikan Bahkan kepada Kepala Negara Terfavorit Bapak Prabowo, Ia Bahkan Menyediakan keyakinan, arahan bahwa Ia komit terhadap defisit di bawah 3 persen,” ujarnya.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA