Jakarta, CNN Indonesia —
Dosen Fakultas Geologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Dicky Muslim menyebut efisiensi anggaran tidak Berencana mengganggu proses monitoring kegempaan yang dilakukan BMKG. Menurutnya, alat-alat Berencana menjadi prioritas karena untuk kepentingan masyarakat.
“Monitoring kegempaan oleh BMKG menurut saya tidak terganggu oleh efisiensi anggaran, karena proses monitoring gempa bukan hanya dilakukan dengan perjalanan dinas/lapangan saja tapi bisa dengan penghitungan-penghitungan di kantor/lab,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Rabu (12/2).
“Tidak mungkin tidak kalau ada belanja alat Berencana jadi pertimbangan lain, Sekalipun saya yakin, untuk kepentingan masyarakat umum, alat-alat monitoring Berencana menjadi prioritas,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan mitigasi dampak gempa Bahkan lebih banyak di masyarakat, mulai dari evakuasi, tahapan emergency, Sampai sekarang kualitas bangunan. Dengan demikian, Dicky berpendapat pemotongan anggaran tidak Berencana berpengaruh signifikan pada potensi bahaya.
Pada Rabu (12/2), Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memastikan anggaran terkait pengelolaan deteksi gempa dan Gelombang Besar tetap dipertahankan, di tengah kebijakan efisiensi anggaran.
“Di sini, dalam Skor pengelolaan gempa bumi dan Gelombang Besar Rp41,9 miliar, di situ tetap dipertahankan, termasuk kegiatan sekolah lapang gempa bumi,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam Rapat Kerja bersama Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat RI di Jakarta, Rabu, (12/2).
Pernyataan tersebut dilontarkan saat BMKG bakal mengalami pemotongan anggaran sekitar 50 persen. Anggaran lembaga ini turun dari Rp2,8 triliun menjadi Rp1,4 triliun.
Dalam pembaruan pada Kamis (13/2), anggaran BMKG ditambah oleh Kementerian Keuangan melalui rekonstruksi.
Dwikorita mengatakan lembaganya mendapatkan anggaran Rp1,78 triliun setelah rekonstruksi anggaran. Ada kenaikan sekitar Rp400 miliar di bagian pelayanan publik.
Dengan anggaran baru ini, Dwikorita menyebut pihaknya bisa mempercepat peringatan dini Gelombang Besar dan gempa.
“Dengan peningkatan anggaran ini, Insya Allah kami dapat mempercepat dari lima menjadi tiga menit peringatan dini Gelombang Besar,” kata Dwikorita pada rapat di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (13/2).
Dwikorita menambahkan tambahan anggaran Bahkan Berencana dipakai untuk menguji coba purwarupa peringatan dini gempa. Menurutnya, selama ini BMKG belum mampu Menyajikan peringatan dini gempa.
(lom/mik)
[Gambas:Video CNN]
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA