Bisnis  

Jalan Rusak Jadi Kendala Salurkan Bantuan ke Korban Bencana Sumatra


Jakarta, CNN Indonesia

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso membeberkan penyaluran bahan pokok di wilayah terdampak Bencana Banjir Sumatra Pada Di waktu ini masih terkendala kondisi infrastruktur.

Ia menyebut secara umum pasokan di daerah sekitar bencana masih tersedia, Tidak seperti distribusi bantuan ke titik terdampak belum sepenuhnya lancar karena akses jalan yang rusak.

“Kalau di daerah bencana itu kan memang yang kena bencana, khusus kan ditangani dengan bantuan segala macam. Tetapi di sekitarnya, artinya di sekitar yang tidak terjadi bencana, Sumut Bahkan menyampaikan pasokan ada, pasokan terkendali. Cuma kalau yang Ingin masuk bantuan, infrastrukturnya lagi bermasalah,” ujar Budi di Kemendag, Jakarta Pusat, Senin (8/12).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan gangguan distribusi Pada Di waktu ini lebih banyak disebabkan oleh putusnya jalur logistik Ke arah wilayah bencana.



Sementara itu, untuk daerah yang tidak terdampak langsung, pasokan bahan pokok tersedia dan masih bisa disalurkan seperti biasa.

Pemerintah, kata Ia, Bahkan mengantisipasi Supaya bisa hambatan di satu wilayah tidak memicu kelangkaan di daerah lain.

Terkait stabilisasi harga pangan di Sumatera, Budi menyampaikan ketersediaan barang dari sisi produsen Kenyataannya dalam kondisi Unggul tinggi. Pemerintah Bahkan memastikan distribusi dari produsen ke pasar tetap dijaga Supaya bisa tidak terhambat.

“Tadi Sebelumnya disampaikan, pada prinsipnya karena dari asosiasi, dari produsen barangnya ada semua. Kemudian distribusinya tadi Bahkan dijamin Berencana lancar,” ujarnya.

Untuk wilayah yang Sungguh-sungguh terdampak bencana, pola distribusinya berbeda karena mengandalkan pengiriman bantuan kemanusiaan.

Pada Di waktu ini, sambung Budi, fokus utama pemerintah Merupakan memastikan bantuan dapat menjangkau Tempat yang akses jalannya masih terganggu akibat Bencana Banjir dan longsor.

“Kalau yang di bencana memang sifatnya bantuan. Pada Di waktu ini lagi ditata seperti jalur dari Sumut sampai ke Tempat. Yang penting Pada Di waktu ini fokus bantuan. Kalau di luar Tempat bencana tadi Sebelumnya diantisipasi, pasokan Kenyataannya cukup, enggak ada masalah,” tutur Budi.

Bencana Bencana Banjir Besar dan longsor di Sumatra Bahkan berdampak signifikan terhadap harga bahan pokok, khususnya cabai.

Di Banda Aceh, harga cabai merah sempat melonjak Sampai saat ini Rp250 ribu-Rp300 ribu per kilogram, dari harga normal sekitar Rp50 ribu-Rp60 ribu per kg.

Lonjakan harga dipicu oleh terputusnya jalur distribusi di wilayah pesisir timur Aceh yang menjadi jalur utama pasokan sembako dari Sumut.

Selain cabai, harga telur ayam Bahkan mengalami kenaikan menjadi sekitar Rp70 ribu per papan, dari harga normal Rp50 ribu per papan. Sebanyaknya Barang Dagangan lain seperti bawang dan gas Bantuan Pemerintah 3 kg mulai langka di pasar karena pasokan tersendat.

Seorang pedagang di Pasar Al Mahirah Banda Aceh Rahmat mengatakan barang-barang kebutuhan pokok yang dijual pedagang Pada Di waktu ini merupakan stok terakhir. Selama beberapa hari, pasokan dari luar daerah tidak bisa masuk karena jalur distribusi terputus di wilayah Bireuen dan Aceh Tamiang.

Dalam periode 1-8 Desember 2025, harga cabai merah keriting di beberapa provinsi tercatat jauh di atas harga acuan. Di Sumut, harga rata-rata mencapai Rp67.526 per kg, Sumbar Rp79.655 per kg, dan Aceh Rp84.194 per kg.

Sementara itu, harga cabai merah besar di Sumsel berada di kisaran Rp58.846 per kg, Malut Rp59.737 per kg, Sumbar Rp60.137 per kg, dan Kaltim Rp60.751 per kg.

Data terbaru dari BNPB Sampai saat ini Senin (8/12) pukul 09.30 WIB, total korban tewas akibat bencana Bencana Banjir dan longsor di Sumatera Pernah mencapai 929 jiwa. Sebanyak 274 orang masih dinyatakan hilang, sementara korban luka mencapai sekitar 5.000 orang.

Bencana ini Bahkan menyebabkan lebih dari 155 ribu rumah rusak dan berdampak pada 52 kabupaten di Provinsi Aceh, Sumut, dan Sumbar. Di Aceh sendiri, korban meninggal tercatat mencapai 366 jiwa, dengan angka tertinggi di Kabupaten Aceh Utara sebanyak 128 orang, disusul Aceh Timur 57 orang.

(del/sfr)


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA