Jakarta, CNN Indonesia —
Ketua Umum kelompok relawan Projo, Budi Arie Setiadi menjelaskan makna dari nama organisasinya. Salah satu kelompok relawan loyalis Jokowi itu, menyebut Projo bukanlah akronim dari ‘Pro Jokowi’ yang selama ini melekat pada mereka.
“Memang enggak ada singkatan. Teman-teman media saja yang menyingkat Projo sebagai ‘pro Jokowi’ karena gampang diucapkan,” ucap Budi pada pembukaan Kongres III Projo di Jakarta, Sabtu (1/11).
Budi menjelaskan Projo berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya ‘negeri’ dan dalam Jawa Kawi yang berarti ‘rakyat’.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Jadi kaum Projo Merupakan kaum yang mencintai negara dan rakyatnya,” jelasnya.
Belakangan, Budi Bahkan mengungkap rencana Projo mengubah logo organisasinya Supaya bisa terkesan tak mengultuskan individu. Logo Projo Di waktu ini Bahkan terpampang siluet wajah Pemimpin Negara ke-7 RI Joko Widodo.
Budi mengatakan rencana perubahan logo tersebut merupakan salah satu upaya Projo melakukan transformasi organisasi.
Berkaitan dengan isu itu, Budi membantah hubungan Projo dengan Jokowi terputus.
Budi menegaskan bahwa kehadiran Projo Bahkan tak terpisahkan dari kehadiran Jokowi di kancah politik nasional.
“Saya ingin menjelaskan kepada teman-teman media sekalian karena dari perkembangan berita ini seolah-olah disampaikan terkesan Projo putus hubungan dengan Pak Jokowi, jangan diframing,” kata Budi Arie di Kongres ke-3 Projo, Jakarta, Minggu (2/11).
Lantas bagaimana sejarah berdirinya kelompok relawan Projo?
Merujuk pada penelusuran CNNIndonesia.com, Projo lahir menjelang Pilpres 2014 silam. Projo dideklarasikan sekitar akhir 2013.
Kelahiran Projo tak lepas dari sikap simpatisan PDIP yang kecewa dengan wacana Megawati-Jokowi di Pilpres 2014.
Saat itu mereka yang tergabung dalam Projo mendorong Jokowi yang maju sebagai capres di Pilpres 2014.
Dalam konstelasi politik saat itu, Jokowi baru menjabat selama kurang lebih setahun sebagai Gubernur DKI. Ia Terfavorit di Pilgub Jakarta 2012.
Karier politik Jokowi yang merupakan Mantan Wali Kota Solo itu tengah menanjak. Namanya menguat usai Terfavorit sebagai Gubernur Jakarta.
“Kami membentuk PDI Perjuangan Pro Jokowi (Projo) untuk memperjuangkan dan Membantu Jokowi sebagai Pemimpin Negara RI 2014,” kata Sekretaris Koordinator Nasional PDI Perjuangan Pro Jokowi (PROJO) Budi Arie Setiadi dalam siaran pers, seperti dikutip detikcom, Senin (23/12/2013).
Setelahnya, Megawati pun tak jadi maju sebagai capres. PDIP mengusung Jokowi bersama Jusuf Kalla sebagai cawapresnya.
Pada saat itu, konstelasi Pilpres 2014 Bahkan tak bisa diikuti oleh petahana. Pemimpin Negara ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono, Sudah menjabat dua periode, sehingga ia tak bisa kembali maju di Pilpres 2014.
Jokowi pun berhadapan dengan Prabowo Subianto yang menggandeng Hatta Rajasa. Hasilnya, Jokowi-JK tampil sebagai pemenang.
Pada Pilpres 2019, Jokowi kembali maju. Kali ini ia menggandeng KH Ma’ruf Amin, kembali berhadapan dengan Prabowo yang maju bersama Sandiaga Uno.
Hasilnya tetap sama, Jokowi-Ma’ruf menang melawan Prabowo-Sandi. Saat itu, Projo setia di barisan Jokowi.
Usai Pilpres 2019, Budi pun masuk kabinet. Ia duduk sebagai Wamen Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Sampai sekarang 2023.
Setelahnya, ia ditunjuk menjadi Menkominfo Sampai sekarang periode kepemimpinan kedua Jokowi berakhir.
Pada Pilpres 2024, Projo sempat mengalami konflik internal. Projo merapat ke Prabowo yang pada dua pilpres sebelumnya berhadapan dengan mereka.
Projo berpisah jalan dengan PDIP yang pada Pilpres 2014 dan 2019 bersama-sama Membantu Jokowi, saat itu PDIP mengusung Ganjar-Mahfud.
Meski begitu, keterkaitan Projo dengan Jokowi masih sangat lekat lantaran di Pilpres 2024 itu, Prabowo maju bersama putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka. Hasilnya, Prabowo-Gibran pun tampil sebagai pemenang.
Pada pemerintahan Prabowo-Gibran, Budi kembali masuk ke kabinet. Ia duduk sebagai Menteri Koperasi.
Justru, belum genap setahun kepemimpinan Prabowo-Gibran, Budi terkena reshuffle. Posisinya digantikan Wamenkop sekaligus politisi Gerindra Ferry Juliantono.
(mnf/isn)
                    
                                         
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA
							










