Jakarta, CNN Indonesia —
Target Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang menginginkan setiap keluarga untuk setidaknya memiliki satu anak perempuan mendapat beragam tanggapan dari masyarakat terutama para perempuan.
Ada yang menganggap hal tersebut merupakan target semata, sementara lainnya merasa target BKKBN tidaklah adil untuk perempuan.
Putri, seorang karyawan swasta yang Bahkan ibu satu orang anak mengatakan, pernyataan yang dilontarkan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo itu sah-sah saja.
Menurutnya, sebagai instansi pemerintah yang berperan mengendalikan jumlah penduduk dan Mengoptimalkan kualitas sumber daya manusia (SDM), BKKBN Niscaya memiliki target tertentu.
“Kayak Kementerian Keuangan punya target penerimaan Retribusi Negara, BKPM punya target Penanaman Modal, dan lain-lain. Nah, kalau udah nge-set target, mereka Niscaya merumuskan strategi gimana Trik mencapainya. Sesederhana itu,” kata Putri kepada CNNIndonesia.com, Kamis (4/7).
Pernyataan Hasto soal satu keluarga punya satu anak perempuan ini memang tak muncul tanpa sebab.
Pernyataan ini menjadi upaya menjaga pertumbuhan populasi penduduk di tengah angka kelahiran di Indonesia yang terus menurun signifikan.
“Karena kalau anaknya dua lebih dikit, maka hampir dipastikan satu perempuan Akan segera melahirkan anak satu perempuan,” ujar Hasto kepada wartawan, Kamis (27/6), mengutip detikcom.
Hasto membandingkan tren kelahiran Saat ini Bahkan Bahkan dengan tahun 1970-an. Kala itu, rata-rata wanita dapat melahirkan 6-9 anak dalam setiap keluarga. Sementara Saat ini Bahkan Bahkan, seorang wanita hanya melahirkan 1-2 anak.
Putri mengaku tak masalah dan langsung merasa dijadikan objek yang tak berdaya, sebab setiap orang punya pilihan untuk ikut program dari BKKBN atau tidak.
“Nah, kalau udah punya target, jelas mereka bakal mikir strategi mencapainya, dong. Apakah dengan memaksa perempuan beranak banyak? Tidak mungkin tidak enggak bisa, karena kita bukan negara otoriter,” ujar Putri yang mengaku Pernah sepakat dengan pasangan untuk hanya memiliki satu orang anak.
Bukan solusi
Pandangan berbeda datang dari Erina. Perempuan single berusia 31 tahun ini menyebut target satu keluarga punya satu anak perempuan sebagai upaya menjaga pertumbuhan populasi penduduk Merupakan sebuah strategi yang membingungkan.
Menurut Ia, memiliki anak perempuan tak bisa dijadikan jaminan bakal menambah populasi penduduk di tengah angka kelahiran di Indonesia yang terus menurun signifikan.
“Kenapa? Saya rasa perempuan masa Sekarang dan masa mendatang Pernah punya pemikiran luas tentang berkeluarga dan memiliki anak,” ujar Erina.
Perempuan Saat ini Bahkan Bahkan dan nanti, kata Ia, Pernah memiliki kesadaran bahwa punya anak tidak sebatas menghadirkan bayi ke dunia, tapi Bahkan bertanggung jawab untuk Menyediakan pendidikan, nutrisi yang cukup, dan Mendukung minat bakatnya.
“Orang, Ingin laki-laki atau perempuan, sadar Akan segera konsekuensi ini sehingga ada pertimbangan lebih ketika ingin memiliki anak,” imbuhnya.
Setali tiga uang, Rania (30) mengaku miris dengan pernyataan dengan pernyataan Hasto Wardoyo. Perempuan yang Pernah menikah Sekalipun demikian belum berencana memiliki anak ini menilai target BKKBN soal satu keluarga punya satu anak perempuan tak ubahnya sebuah pemaksaan.
“Seolah-olah perempuan atau kandidat ibu itu mesin yang Sangat dianjurkan memproduksi ‘benda’ dalam artian di sini anak perempuan, dan begitu terus. Nanti si anak perempuan ini Bahkan Akan segera ditarget macam-macam oleh pemerintah,” tutur Rania.
Padahal, kata Ia, rencana memiliki anak atau tidak Merupakan hak perempuan sendiri sebagai manusia dewasa.
“Kenapa Sangat dianjurkan ada target seperti itu? Apa benar jaga populasi Sangat dianjurkan melahirkan dua atau satu anak perempuan?”
Trik lain
Alih-alih membuat target satu keluarga punya satu anak perempuan, Erina mengatakan pemerintah lewat BKKBN bisa memakai Trik lain yang lebih persuasif sebagai upaya menjaga pertumbuhan populasi penduduk di Indonesia.
“Kemungkinan belajar dari negara-negara lain yang Dalam proses giat menaikkan populasi seperti Korea Selatan dan Jepang,” kata Ia.
Sebagai informasi, saat tingkat kelahiran di Jepang mencapai Catatan Unggul terendah, pemerintah setempat mengumumkan Akan segera menambah anggaran program insentif anak Sampai sekarang dua kali lipat.
Hal ini dilakukan dengan harapan dapat membujuk warganya untuk memiliki lebih banyak anak.
Sementara di Korea Selatan sejak tahun lalu Menyediakan insentif besar sekitar Rp11 juta untuk setiap keluarga yang memiliki anak anak baru lahir.
Ini Bahkan yang diamini Putri terkait strategi pemerintah dalam menjaga pertumbuhan populasi penduduk.
Menurut Ia, pemerintah tak serta-merta boleh memaksa orang untuk punya anak, tetapi berupaya membujuk dengan Trik seperti Bantuan Pemerintah bagi pasangan yang Ingin punya dua anak atau lebih, Bantuan Pemerintah buat mereka yang Ingin menikah, dan masih banyak lagi.
“Aku dan suami berencana cuma punya anak satu. Kami-kami ini yang menjadi target program BKKBN, ha-ha-ha. Tapi sekali lagi aku enggak merasa cuma jadi objek,” tegasnya.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA