Bisnis  

Kredit dan DPK Menguat, Likuiditas Bank Mandiri Terjaga di Akhir 2025


Jakarta, CNN Indonesia

Bank Mandiri terus menunjukkan konsistensi kinerja positif menjelang akhir tahun 2025, diikuti kondisi fundamental yang tetap solid. Merujuk pada laporan keuangan Bank Only di akhir November 2025, kredit Bank Mandiri mampu mencatatkan pertumbuhan sebesar 13,1 persen secara tahunan atau year-on-year (YoY) menjadi Rp 1.452 triliun, melampaui rata-rata pertumbuhan kredit secara industri.

Pertumbuhan ini Bahkan ditopang peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 15,9 persen secara tahunan menjadi Rp1.584 triliun. Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga atau Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Mandiri Bahkan terjaga optimal pada kisaran 91 persen, mencerminkan likuiditas yang sehat serta kapasitas ekspansi pembiayaan yang masih terbuka Sampai saat ini akhir tahun, seiring pengelolaan struktur pendanaan yang semakin stabil.

Sejalan dengan pertumbuhan kredit yang positif, total aset Bank Mandiri (bank only) per November 2025 turut naik Sampai saat ini mencapai Rp2.120 triliun atau tumbuh 14,6 persen secara tahunan. Kinerja tersebut menegaskan daya tahan model Usaha Bank Mandiri di tengah dinamika global, termasuk volatilitas pasar keuangan, normalisasi likuiditas, serta penyesuaian arah suku bunga sepanjang 2025.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Finance and Strategy Bank Mandiri, Novita Widya Anggraini menyampaikan, konsistensi kinerja tersebut merupakan hasil dari strategi pertumbuhan yang dijalankan secara disiplin dan terukur.

“Bank Mandiri menjaga keseimbangan antara ekspansi Usaha dan penguatan fundamental. Pengalaman menghadapi berbagai siklus ekonomi menjadi landasan kami dalam Memanfaatkan manajemen risiko, permodalan, serta kesiapan operasional,” ujar Novita dalam keterangan resminya, Senin (15/12).



Ia menegaskan, arah kebijakan Usaha tetap diarahkan untuk Membantu Peningkatan Peningkatan Ekonomi secara berkelanjutan.

“Kami melihat prospek Peningkatan Ekonomi yang tetap terjaga sebagai peluang untuk mempertahankan kinerja yang solid. Target kami menjaga pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga tetap berada pada level dua digit Sampai saat ini akhir 2025, dengan kualitas aset yang terus terjaga,” tutur Novita.

Dari sisi pendapatan, bank berkode emiten BMRI ini konsisten mencatat kinerja yang stabil dengan tren pertumbuhan terjaga. Pendapatan bunga tumbuh 9,5 persen secara tahunan per November 2025.

Sementara itu, tekanan beban bunga menunjukkan tren penurunan. Beban bunga November 2025 tercatat Rp3,6 triliun dan terus melandai sejak kuartal II. Secara kuartalan atau quarter on quarter (QoQ), beban bunga turun 1,7 persen Sampai saat ini kuartal III 2025 dan diperkirakan berlanjut pada kuartal IV.

Menurut Novita, perkembangan ini mencerminkan kondisi likuiditas pasar yang semakin kondusif serta pengelolaan struktur pendanaan yang lebih efisien seiring meredanya Kejuaraan dana pihak ketiga. Bank berlogo pita Emas ini Bahkan menilai perbaikan tersebut menjadi sinyal positif bagi keberlanjutan margin ke depan.

“Perbaikan biaya pendanaan Menyajikan ruang bagi kami untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan profitabilitas. Fokus kami tetap pada kualitas pendanaan dan pengelolaan likuiditas yang prudent,” ujarnya.

Akselerasi kinerja Bahkan tercermin pada pendapatan non bunga. Per November 2025, pendapatan non bunga tumbuh 12,1 persen secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan capaian dua bulan sebelumnya. Pertumbuhan ini terutama didorong peningkatan transaksi digital serta optimalisasi solusi keuangan berbasis kebutuhan nasabah.

“Kontribusi transaksi digital yang bersifat recurring terus meningkat dan menjadi pendorong utama fee based income, dengan pertumbuhan sekitar 14 persen secara tahunan, terutama didukung oleh fee Livin’ by Mandiri yang tumbuh mencapai 19,8 persen year on year,” papar Novita.

Di sisi lain, solusi treasury mencatat pertumbuhan sekitar 55 persen secara tahunan yang terutama didorong oleh fee dari peningkatan aktivitas trading & client services.

Dari sisi efisiensi, pengelolaan biaya yang efektif turut mendorong penurunan operating expenses (OPEX) sebesar 20,2 persen secara bulanan (month on month/MoM). Rasio biaya terhadap pendapatan atau Cost to Income Ratio (CIR) Bahkan tetap terjaga pada level optimal sebesar 42,97 persen, sejalan dengan perbaikan produktivitas dalam menghasilkan laba melalui peningkatan Net Interest Income (NII) dan Fee Based Income (FBI).

Momentum positif turut tercermin pada kualitas aset. Rasio Non Performing Loan (NPL) Bank Mandiri tercatat 0,99 persen per November 2025 dan menunjukkan perbaikan yang konsisten, didukung oleh tingkat pencadangan yang memadai dengan coverage ratio mencapai sekitar 260 persen.

Kualitas aset yang terjaga tersebut mendorong penurunan beban pencadangan sebesar 36 persen secara tahunan, yang secara langsung Menyajikan ruang bagi penguatan kinerja laba. Per November 2025, laba bersih Bank Only Bank Mandiri mampu tumbuh 28,7 persen secara bulanan (month on month/MoM) sehingga mempertegas ketahanan profitabilitas perseroan menjelang penutupan tahun, seiring likuiditas yang terjaga dan tekanan biaya yang semakin terkendali.

Novita menegaskan, perseroan ke depannya Berencana tetap berfokus terhadap keberlanjutan kinerja jangka panjang.

“Dengan fundamental Usaha yang terjaga, kami optimistis dapat mempertahankan kinerja yang solid Sampai saat ini akhir tahun sekaligus menyiapkan basis pertumbuhan yang sehat untuk periode berikutnya melalui penguatan strategi Usaha dan Teknologi Digital, serta likuiditas, kualitas aset, dan permodalan yang berada pada level yang memadai,” pungkas Novita.

(rea/rir)


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA