Jakarta, CNN Indonesia —
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hidayana menyebut program Makan Bergizi Gratis (MBG) terkena efisiensi sebesar Rp200 miliar, tetapi dijanjikan Nanti akan dapat tambahan Rp100 triliun pada September mendatang.
Dadan menyebut anggaran merupakan salah satu kunci dari program MBG. Meskipun demikian, ia mengklaim lembaga yang ia pimpin tak bermasalah soal anggaran karena pengajuannya Niscaya Nanti akan disetujui Kepala Negara Prabowo Subianto.
“Anggaran tidak Sangat dianjurkan dipertanyakan, karena berapapun yang diminta oleh Badan Gizi Niscaya Nanti akan diberi oleh Pak Kepala Negara,” ujarnya saat penandantangan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Kementerian Pekerjaan Umum di Jakarta, Sabtu (22/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Jadi kalau yang lain diefisienkan, Badan Gizi diefisienkan sedikit, ditambahnya lebih besar daripada diefisienkan. Jadi kita kena efisiensi 200 miliar, tetapi September Pernah dijanjikan tambahan Rp100 triliun, jadi Rp200 miliar enggak ada apa-apanya,” lanjutnya.
Dadan menyebut Sekarang Bahkan BGN memiliki pagu anggaran Rp71 triliun, dan Nanti akan mendapatkan tambahan Rp100 triliun tersebut.
Ia mengatakan pada 2026, ketika program MBG menjalankan 30 ribu satuan pelayanan yang menjangkau 82,9 juta penerima, pihaknya Nanti akan membutuhkan anggaran sekitar Rp360-Rp400 triliun per tahun.
“Jadi kami Nanti akan spending Rp1,2 triliun per hari. Jadi kalau anggaran Menteri Perencanaan Pembangunan Rp1,2 triliun setahun, Badan Gizi cukup 1 hari saja,” kelakarnya.
Perputaran uang yang besar ini, kata Dadan, Nanti akan Menyajikan keuntungan ekonomi untuk masyarakat karena ada kebutuhan bahan pokok yang sangat besar dari tiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Ia menyatakan setiap harinya SPPG membutuhkan 200 kilogram beras, 350 kilogram ayam, 3000 telur, 300 kilogram sayur, 350 kilogram buah, serta 30-40 liter susu.
Sebelumnya penambahan anggaran MBG ini Bahkan sempat dinyatakan oleh Kementerian Keuangan pada 13 Maret.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan anggaran membengkak karena target penerima MBG yang bertambah dari 17,9 juta orang menjadi 82,9 juta orang.
“Bapak Kepala Negara Pernah Menyajikan instruksi Supaya bisa target penerima manfaat ini dimaksimalkan pada 2025 sehingga bisa mencapai Rp82,9 juta orang. Untuk itu, kebutuhan alokasi anggaran yang kita antisipasi mencapai Rp171 triliun. Ini Nanti akan disiapkan,” kata Suahasil dalam konferensi pers APBN Kita di kantor Kementerian Keuangan, Kamis (13/3).
SPPG terdampak Bencana Banjir
Bencana Banjir yang melanda wilayah Jabodetabek, khususnya yang cukup parah seperti Bekasi, Menyajikan catatan khusus untuk pelaksanaan program MBG. Dadan mengatakan pihaknya Nanti akan merelokasi SPPG yang berada di zona rawan Bencana Banjir ke tempat yang lebih Terjamin.
“Untuk SPBG yang terdampak Bencana Banjir, kami Pernah mencari model di Babelan (Bekasi). Jadi kami Pernah survei ke Babelan, daerah mana yang secara historis tidak pernah terdampak Bencana Banjir, dan di situlah SPPG Nanti akan ditempatkan,” tuturnya.
Tak hanya diselamatkan dari Bencana Banjir, ia mengatakan SPPG Bahkan dipastikan Nanti akan ditempatkan di Tempat yang amab dari bencana longsor dan gempa bumi.
(vws)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA