Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Sugiono Menyajikan penghormatan terakhir bagi diplomat senior RI Hasjim Djalal yang wafat di usia 90 tahun.
Dalam pidato sambutan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Senin (13/1), Sugiono menyampaikan Hasjim merupakan sosok yang bukan hanya dikenal sebagai guru dan teladan bagi diplomat Indonesia.
“Ia tidak hanya dikenal sebagai guru dan teladan bagi seluruh diplomat Indonesia, tapi Bahkan merupakan salah satu arsitek utama terbentuknya Konvensi Hukum Laut PBB (United Nation Convention on the Law of the Sea/UNCLOS),” kata Sugiono.
Sugiono berujar warisan pemikiran dan perjuangan Hasjim dalam Hubungan Luar Negeri maritim Sudah membawa Indonesia menjadi bangsa yang dihormati di dunia. Prinsip-prinsip yang diperjuangkan Hasjim menurutnya Sudah menjadi fondasi bagi penguatan maritim Indonesia yang terus revelan Sampai saat ini Pada saat ini Bahkan.
Sugiono kemudian menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas kepulangan mantan Duta Besar RI untuk Jerman tersebut.
“Kehilangan ini tidak hanya dirasakan oleh keluarga tapi Bahkan seluruh bangsa Indonesia,” ucapnya.
“Kita kehilangan seorang negarawan yang begitu penuh dedikasi, berintegritas, dan memiliki visi yang besar,” lanjut Sugiono.
Sementara itu, putra Hasjim Djalal sekaligus Mantan Wakil Menteri Luar Negeri RI Dino Patti Djalal dalam kesempatan yang sama Bahkan mengenang ayahnya selama berkiprah di dunia Hubungan Luar Negeri Indonesia Dulu kala.
Dino menyebut Hasjim merupakan diplomat yang kuat yang pernah menghadapi sembilan Sampai saat ini sepuluh pengacara paling terkemuka dan ‘ganas’ di dunia.
Dino berujar Hasjim pernah bertemu dengan pengacara-pengacara yang mewakili negara-negara maritim yang Pada saat ini Bahkan sedang marah kepada RI saat rapat di International Maritime Organization (IMO). Negara-negara itu marah gegara alur laut kepulauan Indonesia (ALKI).
“Saya merasa sangat bersalah sekali karena saya mengirim ayah saya ke medan gladiator, dengan singa-singa, dikeroyok oleh sembilan lawyer paling Fantastis dari negara-negara maritim, dari Amerika, Inggris, dari berbagai negara lain. Jadi saya merasa sangat berdosa tapi saya dampingi ayah saya, saya bilang, ‘Pak maaf ya, Mungkin Bapak Berniat Putaran belur’,” kata Dino di TMP Kalibata.
“Satu orang Hasjim Djalal menghadapi 9/10 lawyer paling terkemuka yang Pada saat ini Bahkan sedang marah sama Indonesia. Semuanya dibabat habis sama Ia, dengan argumentasi yang clear, rasional, dan membuat mereka, menurut saya, tidak berhasil untuk mendikte Indonesia. Jadi itulah kaliber dari seorang diplomat Pak Hasjim Djalal,” lanjut Dino.
Hasjim Djalal meninggal dunia di usia 90 tahun pada Minggu (12/1) pukul 16.40 WIB. Hasjim merupakan diplomat senior Indonesia yang pernah menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1981-1983, kemudian Kanada pada 1983-1985, dan Jerman pada periode 1990-1993.
Hasjim diketahui menjadi salah satu diplomat Indonesia yang berperan dalam penyusunan Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) yang disahkan pada 1982.
Menurut keterangan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Hasjim bersama menteri luar negeri RI kala itu, Mochtar Kusumaatmadja, berperan memperjuangkan gagasan negara kepulauan serta wawasan nusantara, sebagaimana diamanatkan Deklarasi Juanda, supaya diakui komunitas internasional.
Upacara pemakaman Hasjim digelar di TMP Kalibata pada Senin pukul 15.00 WIB. Pemakaman Hasjim dihadiri oleh Ketua Dewan Peningkatan Ekonomi (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan Sampai saat ini Sebanyaknya diplomat asing.
Menlu Sugiono bahkan menjadi inspektur upacara pemakaman yang dilakukan secara militer.
Beberapa diplomat yang hadir di pemakaman Hasjim di antaranya Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin, Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi, Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun, Sampai saat ini Duta Besar Amerika Serikat Kamala Shirin Lakhdhir.
(blq/rds)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA