Jakarta, CNN Indonesia —
Perwakilan Palestina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Riyad Mansour mengatakan pengakuan negara lain bisa Mempercepat langkah mereka menjadi anggota penuh organisasi ini.
Komentar itu tertuang saat Mansour dan Biro Komite Palestina PBB menggelar konferensi pers di gedung Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta Pusat, Kamis (4/7).
“Kami memiliki 149 negara yang Pernah mengakui negara Palestina sejauh ini,” kata Mansour.
Angka itu bertambah usai Sebanyaknya negara Eropa ramai-ramai mengakui kemerdekaan Palestina. Mereka Disebut juga, Spanyol, Irlandia, Norwegia, dan Slovenia. Armenia lalu menyusul langkat keempat negara itu.
Mansour berharap pengakuan dari banyak negara bisa membuat anggota Dewan Keamanan menyetujui keanggotaan penuh Palestina.
“Dan kami berharap bahwa jumlah yang sangat besar ini Akan segera meyakinkan mereka yang merupakan minoritas sipil di Dewan Keamanan dan mengatakan ya, rakyat Palestina berhak melihat negaranya layak menjadi anggota.”
Anggota tetap Dewan Keamanan PBB mencakup Amerika Serikat, Rusia, Prancis, China, dan Inggris. Dari jumlah ini, hanya Rusia dan China yang Pernah mengakui kemerdekaan Palestina.
Mansour Bahkan mengatakan pengakuan ramai-ramai dari negara lain terhadap Palestina kemungkinan Akan segera mempersulit anggota DK PBB mengeluarkan veto.
AS kerap memveto upaya Palestina menjadi anggota penuh PBB.
Pada April, Palestina mengajukan status keanggotaan tetap ke PBB. Sekalipun, Dewan Keamanan menolak karena perbedaan pendapat.
Di waktu ini, status Palestina di PBB sebagai observer atau pengamat non-anggota. Negara yang menyandang status ini tak memiliki hak untuk Pemungutan Suara.
Kemudian pada Mei, PBB BB, atas inisiatif banyak negara, menggelar Sidang Majelis Umum dan menghasilkan resolusi soal keanggotaan Palestina.
Melalui resolusi itu, Palestina bisa duduk di antara negara-negara anggota PBB, mengusulkan dan mensponsori resolusi, Sampai sekarang bisa dipilih sebagai ketua dalam sidang Majelis Umum PBB.
Pengajuan Palestina menjadi anggota penuh PBB berlangsung di tengah agresi Israel ke Gaza.
Selama agresi, pasukan Israel menyerang habis-habisan objek dan warga sipil. Sampai sekarang Pada saat ini, lebih dari 37.800 orang di Palestina meninggal dan ratusan ribu rumah hancur.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA