Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyebut peringkat keamanan siber Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Sekarang Bahkan Indonesia disebut berada di jajaran atas bersama negara-negara seperti Amerika Serikat (AS) dan Jepang.
Menurut Meutya hal itu Merujuk pada laporan Global Cybersecurity Index atau GCI 2024 yang dirilis oleh International Telecommunication Union atau ITU.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Indonesia Sekarang berada dalam tier 1, role model peringkat tertinggi yang hanya dicapai oleh sedikit negara dengan komitmen kuat terhadap keamanan siber,” ujar Meutya dalam acara Digital Creative Leadership Forum yang diadakan CNN Indonesia, Kamis (6/2).
“Ini menetapkan Indonesia sejajar dengan negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Jepang, dan Singapura,” tambahnya.
ITU, dalam laman resminya, mengatakan bahwa GCI 2024 menilai upaya negara-negara di lima kategori, yang mewakili komitmen keamanan siber di tingkat negara: hukum, teknis, organisasi, pengembangan kapasitas, dan kerja sama.
GCI 2024 Bahkan menggunakan analisis lima tingkat yang baru, sebuah pergeseran yang memungkinkan fokus yang lebih besar pada kemajuan setiap negara dengan komitmen keamanan siber dan dampak yang dihasilkan.
Laporan tersebut menempatkan 46 negara di Tier 1, yang tertinggi dari lima tingkat, yang diperuntukkan bagi negara-negara “panutan” yang menunjukkan komitmen kuat dalam kelima pilar keamanan siber.
Sebagian besar negara berada dalam tahap “membangun” (Tier 3) atau “berkembang” (Tier 4) dalam hal keamanan siber. Ke-105 negara dalam tingkatan ini sebagian besar Sebelumnya Memperjelas layanan dan konektivitas digital, tetapi masih Dianjurkan mengintegrasikan langkah-langkah keamanan siber.
“Kesenjangan kapasitas siber” – yang ditandai dengan keterbatasan keterampilan, staf, peralatan, dan pendanaan – terlihat jelas di banyak negara dan di semua kelompok regional.
Sementara itu, dalam survei e-Government 2024 yang dirilis oleh Departemen PBB untuk urusan ekonomi dan sosial atau UN DESA, kata Meutya, Indonesia mencatat lompatan peringkat selama beberapa tahun terakhir. Indonesia Sekarang Bahkan berada pada posisi 64 dari 193 negara pada 2024, melompat 24 peringkat dari posisi 88 pada 2020.
“Ini menjadi bukti bahwa kebijakan sistem pemerintahan berbasis elektronik atau SPBE Sebelumnya berjalan secara konsisten dan Menyajikan dampak nyata dalam mendorong transformasi digital pemerintahan,” tuturnya.
Meski Sebelumnya mencapai Sebanyaknya kemajuan, Meutya mengatakan Indonesia tak boleh lengah. Pasalnya, tantangan di era digital sangat besar dengan maraknya serangan siber yang semakin canggih, di antaranya serangan ransomware.
Merujuk pada catatan Komdigi, sejak 20019 Sampai saat ini 2024 Sebelumnya terjadi kasus perlindungan data. Lalu, Komdigi Bahkan mencatat 34 ribu lebih laporan phishing dalam 5 tahun terakhir.
Tak hanya serangan siber, konten negatif dan misinformasi Bahkan menjadi salah satu catatan buruk yang Dianjurkan dibersihkan dari ruang digital. Meutya mengatakan lebih dari 1.900 konten hoaks Sebelumnya teridentifikasi pada 2024, dengan total 6,3 juta konten negatif yang ditindaklanjuti oleh Komdigi sejak tahun 2016.
“Yang memprihatinkan lagi dampak buruk ini dirasakan langsung oleh generasi muda kita. Setengah dari anak-anak Indonesia pernah mengalami perundungan di media sosial,” tutur Meutya.
Maka dari itu, Komdigi melakukan penguatan untuk ekosistem digital, salah satunya merancang aturan yang secara khusus bertujuan melindungi anak-anak di ruang digital. Aturan ini ditargetkan untuk rampung dalam satu Sampai saat ini dua bulan ke depan.
(lom/dmi)
[Gambas:Video CNN]
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA