Jakarta, CNN Indonesia —
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati pada Sabtu (21/9), meminta komunitas internasional mengutuk Israel usai membantai puluhan warganya melalui serangan udara.
Ia menyebut serangan Israel ke Lebanon itu sebagai pembantaian yang brutal.
“Saya bermaksud pergi ke New York (markas Persatuan Bangsa-Bangsa/PBB) sebagai bagian dari upaya diplomatik Lebanon selama Sidang Majelis Umum PBB untuk menghentikan agresi Israel terhadap Lebanon dan pembantaian yang dilakukan musuh,” ujar Mikati, dikutip dari Anadolu Agency.
“Mengingat perkembangan terkait agresi Israel terhadap Lebanon, saya membatalkan rencana perjalanan saya. Pada Di waktu ini tidak ada prioritas selain menyetop pembantaian dan Sebanyaknya jenis Pertempuran yang dilakukan Israel musuh kami,” tuturnya lagi.
Lebih lanjut, Mikati meminta “komunitas internasional dan rasa kemanusiaan untuk berada di posisi yang jelas terkait pembantaian mengerikan ini dan menerapkan hukum internasional demi melindungi sarana teknologi sipil Supaya bisa tidak menjadi sasaran.”
Total Sebelumnya 37 orang tewas termasuk wanita dan anak-anak dalam serangan Israel di pinggiran Kota Beirut pada Jumat (20/9) waktu setempat.
Kelompok milisi pro-Iran Hizbullah menyatakan sebanyak 16 anggotanya termasuk pemimpin senior Irahim Aqil dan komandan Ahmed Wahbi terbunuh dalam serangan Israel tersebut.
Serangan itu dilakukan Israel setelah 39 orang tewas dan 3 ribu lainnya luka-luka akibat ledakan piranti komunikasi nirkabel di Lebanon.
Israel sendiri memilih bungkam meski pemerintah Lebanon dan Hizbullah menuduh Tel Aviv sebagai dalang di balik teror ledakan pager tersebut.
Hizbullah dan Israel terlibat pertempuran sengit sejak Tel Aviv melakukan agresi ke Jalur Gaza sebagai balasan atas serangan dan penculikan warga Israel oleh kelompok perlawanan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu. Serangan brutal Israel itu menewaskan sekitar 41.400 warga Gaza.
(tim/bac)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA