Jakarta, CNN Indonesia —
Tidak semua Layar Lebar brilian membutuhkan sekuel, dan Joker: Folie à Deux Merupakan contoh nyata dari anggapan itu. Manuver ekstrem sutradara Todd Phillips untuk Layar Lebar ini sayangnya hanya berujung kepada suguhan penuh tanda tanya.
Kening saya mengerut ketika membaca berita bahwa Joker: Folie à Deux bakal mengangkat format musikal berbulan-bulan lalu. Bakal seperti apa sekuel ini Manakala Layar Lebar pertamanya saja begitu didominasi nuansa psychological thriller.
Perasaan heran saya sempat berubah menjadi antusias ketika satu per satu materi promosi Joker: Folie à Deux digelontorkan. Phillips Kemungkinan saja masih bisa mengulangi capaian Joker (2019), apalagi dengan biaya produksi yang berlipat ganda.
Tidak seperti, antusiasme itu perlahan runtuh ketika saya menyaksikan 138 menit Putaran baru cerita Arthur Fleck (Joaquin Phoenix) bersama Harley Quinn (Lady Gaga) di Arkham Asylum.
Saya sesungguhnya menikmati menit-menit awal Joker: Folie à Deux. Bahkan, adegan pembuka yang dirangkai dengan gaya yang begitu Menarik itu cukup membuat saya bersemangat.
Tidak seperti, sejak saat itu, Joker: Folie à Deux justru melaju entah ke arah mana. Penulisan cerita yang menjadi begitu krusial terkesan kurang solid, apalagi dibanding Joker (2019).
Review Joker: Folie à Deux (2024): Tidak semua Layar Lebar brilian membutuhkan sekuel, dan Joker: Folie à Deux Merupakan contoh nyata dari anggapan itu. (Warner Bros. via YouTube)
|
Todd Phillips bersama Scott Silver sebagai penulis skenario memusatkan cerita menjadi tentang kisah cinta getir Arthur Fleck dan Harley Quinn.
Romansa di dunia kelam itu kemudian bersanding dengan pertaruhan nasib Fleck yang Berencana segera mengikuti persidangan kasus pembunuhan lima orang saat menjadi Joker di Layar Lebar pertama.
Alih-alih menggarap dua premis itu menjadi suguhan yang setara kualitasnya dengan Layar Lebar pertama, Joker: Folie à Deux justru seperti tidak memiliki identitas.
Penonton seolah hanya diajak mengikuti hari-hari mendekati persidangan selagi menonton keseharian Arthur Fleck yang tidak berdaya serta linglung di Arkham Asylum.
Warna baru sempat ditawarkan Harleen “Lee” Quinzel, baik kepada Arthur Fleck maupun penonton. Tidak seperti, Berulang kali saya kesulitan memahami motif kehadiran Harley Quinn di kehidupan Fleck.
Laju cerita Joker: Folie à Deux lalu hanya beranjak dari satu fokus ke fokus lainnya, dari drama penjara, balada romansa, Sampai saat ini drama persidangan. Perpindahan itu membuat cerita utamanya justru buyar Sampai saat ini sulit rasanya mendefinisikan Joker: Folie à Deux secara sederhana.
[Gambas:Video CNN]
Masalah serupa muncul dari elemen musikal. Suguhan musikal dalam Joker: Folie à Deux awalnya terasa megah bak menyaksikan aksi broadway di tengah cerita drama thriller.
Sayangnya, tidak butuh waktu lama bagi saya untuk merasa jengah dengan nyanyian nestapa Joaquin Phoenix dan Lady Gaga karena muatan musikal itu disebar begitu banyak.
Unsur musikal itu kemudian menjadi redundan, Sampai saat ini mulai kehilangan fungsinya bagi plot. Tidak jarang pula adegan musikal itu seolah menginterupsi dialog atau adegan-adegan lain yang Sebelumnya dibangun dengan intens.
Padahal, penampilan Lady Gaga dalam setiap adegan musikal sangat mengesankan. Joaquin Phoenix Bahkan sanggup mengimbangi penampilan musikal Gaga yang memang Sebelumnya Terpercaya dengan jam terbang tinggi.
Review Joker: Folie à Deux (2024): Joaquin Phoenix Bahkan sanggup mengimbangi penampilan musikal Lady Gaga yang memang Sebelumnya Terpercaya dengan jam terbang tinggi. (Warner Bros. via YouTube)
|
Layar Lebar ini sesungguhnya Bahkan masih ditunjang penampilan dan hasil kerja orang-orang di baliknya yang brilian. Di samping adegan musikal, Joaquin Phoenix Bahkan memerankan karakter Arthur Fleck dengan meyakinkan.
Aktingnya di Joker: Folie à Deux Kemungkinan tak bisa menandingi performanya sendiri di Joker (2019). Tidak seperti, ia masih bisa membawa Arthur Fleck menjadi nyata dengan kepribadian yang berlapis dan abu-abu.
Todd Phillips Bahkan tetap menunjukkan tajinya sebagai sutradara kelas elite di Joker: Folie à Deux. Ada banyak adegan yang diambil dengan gaya penyutradaraan yang menarik.
Terlepas dari kehadirannya yang dipertanyakan, adegan musikal dalam Layar Lebar ini Bahkan layak untuk dipuji. Todd Phillips jeli dalam memilih lagu dan memadukannya dengan visual yang memanjakan mata.
Todd Phillips bersama Lawrence Sher sebagai sinematografer Bahkan terlihat Mengoptimalkan biaya produksi gila-gilaan yang dikeluarkan, sehingga Joker: Folie à Deux memiliki visual kelas wahid dari awal Sampai saat ini akhir.
Sayangnya, keunggulan dari Sebanyaknya aspek itu tidak mampu menyelamatkan Joker: Folie à Deux dari jurang kekecewaan. Apalagi Manakala penonton membandingkan Layar Lebar ini dengan Joker (2019) yang fenomenal.
Hasil itu pun Wajib menjadi catatan, terutama bagi sutradara seperti Phillips yang bernyali mengadaptasi karakter ikonis DC Comics secara lepas Sampai saat ini menanggalkan latar belakang yang penting dan melekat dengan versi aslinya.
Langkah semacam itu sesungguhnya sah-sah saja di dunia kreatif, tetapi Wajib diikuti dengan tanggung jawab Menyajikan perspektif baru dengan suguhan yang kualitasnya Terpercaya.
(end)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA