Sketsa Berusia Ratusan Bantu Pecahkan Teka-teki Matahari, Cek Caranya

Jakarta, CNN Indonesia

Sebuah sketsa lawas Planet Merkurius yang dibuat oleh astronom Jerman, Johannes Kepler, ternyata berhasil memecahkan teka-teki Matahari selama ini. Berikut penjelasannya.

Pada tahun 1607, Kepler membuat sebuah sketsa yang dikiranya sebagai Planet Merkurius yang mengorbit Matahari. Justru ternyata, Kepler membuat sebuah sketsa bintik Matahari.

Berabad-abad kemudian, gambar-gambar tersebut Mendukung para ilmuwan memecahkan misteri Matahari.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sketsa Kepler yang selama ini diabaikan karena dianggap hanya berupa gambar dan bukan pengamatan teleskopik. Justru, belakangan para ilmuwan menyadari kalau sketsa tersebut dapat Menyediakan wawasan historis yang sangat penting.

Hal tersebut terungkap dalam sebuah studi baru yang terbit di The Astrophysical Journal Letters pada 25 Juli. Studi tersebut menciptakan kembali situasi saat Kepler membuat gambar-gambar tersebut.

“Kepler menyumbangkan banyak tolok ukur historis dalam astronomi dan fisika pada abad ke-17, meninggalkan warisannya bahkan di era antariksa,” kata penulis utama studi Hisashi Hayakawa, asisten profesor di Institut Penelitian Lingkungan Antariksa-Bumi Universitas Nagoya, dalam sebuah pernyataan, mengutip CNN, Jumat (16/8).

“Di sini, kami menambahkan bahwa catatan bintik Matahari Kepler mendahului catatan bintik Matahari teleskopik yang ada dari tahun 1610 beberapa tahun. Sketsa bintik Matahari yang dibuatnya menjadi bukti ketajaman ilmiah dan ketekunannya dalam menghadapi kendala teknologi,” lanjut Ia.

Matahari mengalami siklus 11 tahunan dengan aktivitas yang membesar dan mengecil, atau dikenal sebagai siklus Matahari. Para ilmuwan meyakini Matahari Dalam proses mencapai atau mendekati Matahari maksimum, puncak aktivitas tahunan untuk siklus matahari Pada saat ini Bahkan, yang disebut Siklus Matahari 25.

Maksimum Matahari biasanya dikaitkan dengan peningkatan jumlah bintik Matahari yang terlihat di permukaan Matahari. Daerah gelap ini, beberapa di antaranya dapat mencapai ukuran Bumi atau lebih besar, didorong oleh medan magnet Matahari yang kuat dan terus bergeser.

Mencoba mengamati Matahari Merupakan hal yang sulit dilakukan berabad-abad yang lalu.
Pada era itu, bintik Matahari diamati dengan mata telanjang melalui kabut, kabut, asap kebakaran hutan, atau menjelang matahari terbit atau terbenam ketika atmosfer Mendukung meredupkan kecerahan Matahari.

Kepler menggunakan kamera obscura, yang memanfaatkan lubang kecil di dinding instrumen untuk memproyeksikan gambar Matahari pada selembar kertas dan membuat sketsa fitur yang ia amati. Kepler mengira bahwa ia Pernah terjadi menggambar sketsa Merkurius yang bergerak di orbitnya melintasi matahari pada bulan Mei 1607, tapi ia kemudian menarik kembali laporannya 11 tahun kemudian dan menyatakan bahwa ia Pernah terjadi mengamati kelompok bintik Matahari.

“Karena catatan ini bukan pengamatan teleskopik, catatan ini hanya didiskusikan dalam konteks sejarah ilmu pengetahuan dan belum pernah digunakan untuk analisis kuantitatif untuk siklus Matahari pada abad ke-17,” kata Hayakawa.

“Tapi ini Merupakan sketsa bintik Matahari tertua yang pernah dibuat dengan pengamatan instrumental dan proyeksi. Kami menyadari bahwa gambar bintik Matahari ini seharusnya dapat memberi tahu kami Tempat bintik Matahari dan menunjukkan fase siklus Matahari pada tahun 1607 selama kami berhasil mempersempit titik dan waktu pengamatan serta merekonstruksi kemiringan koordinat heliosentris – yang berarti posisi fitur di permukaan Matahari – pada saat itu,” ujarnya menambahkan.

Mark Miesch, ilmuwan peneliti NOAA, yang tidak terlibat dalam penelitian baru ini, mengatakan bahwa bintik Matahari bukan satu-satunya Trik bagi para ilmuwan untuk memahami perubahan sang Surya. Variasi dalam medan magnet Matahari mengatur pergerakan partikel berenergi tinggi, yang disebut sinar kosmik, melalui ruang angkasa.

Ketika sinar kosmik menghantam atmosfer Bumi, sinar tersebut dapat mengubah kimiawi atmosfer, termasuk keseimbangan karbon.

“Pada waktunya, karbon ini dimasukkan ke dalam tanaman dan hewan, bahkan diri kita sendiri,” kata Miesch.

“Cincin pohon Menyediakan kesempatan Istimewa untuk melacak perubahan karbon dari tahun ke tahun. Beberapa cincin pada pohon purba dapat ditelusuri kembali Sampai sekarang ribuan tahun. Isotop karbon dan elemen lainnya Bahkan dapat dilacak melalui gelembung udara yang terperangkap dalam inti es glasial.”




INFOGRAFIS: Fakta-fakta Megathrust, Teror dari Lautan RI (Foto: Basith Subastian/CNNIndonesia)

Berlanjut ke halaman berikutnya…


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA