Jakarta, CNN Indonesia —
Kepala Negara Amerika Serikat Donald Trump menyebut milisi Houthi sebagai pejuang tangguh saat pidato di Forum Penanaman Modal Arab Saudi-Amerika Serikat di Riyadh pada Selasa (13/5).
Trump padahal sempat menyebut Houthi sebagai teroris, beberapa hari setelah Ia dilantik menjadi Kepala Negara Amerika Serikat.
“Kami Sudah meluncurkan lebih dari 1.100 serangan terhadap Houthi. Mereka tangguh, mereka Merupakan pejuang tetapi mereka setuju untuk berhenti menargetkan kapal-kapal AS,” kata Trump seperti dikutip Middle East Monitor (MEMO).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pidato, Trump mengatakan AS sebetulnya tak berniat menyerang Houthi seperti yang terjadi di Laut Merah selama ini.
Meskipun demikian, AS tetap menyerang Houthi Bila mereka meluncurkan serangan ke perairan internasional itu. Trump lalu menegaskan Negeri Paman Sam ingin perdamaian dan kerja sama.
“Saya Setiap Waktu lebih suka perdamaian dan kemitraan,” kata Trump.
Pekan lalu, Trump membuat pengumuman mengejutkan yang menyebut AS Berniat gencatan senjata dengan Houthi Yaman.
Sebelum ini, Trump sempat menunjukkan sikap permusuhan ke Houthi. Ia bahkan mencap milisi itu sebagai teroris dalam perintah eksekutif (executive order), dua hari setelah dilantik jadi Kepala Negara AS.
“Hari ini, Kepala Negara Donald J Trump menandatangani perintah eksekutif yang menunjuk kembali Ansar Allah (Bahkan dikenal sebagai Houthi) sebagai organisasi teroris asing,” demikian rilis resmi Gedung Putih.
AS di bawah pemerintahan Joe Biden, sempat menghapus sebutan teroris untuk memberi bantuan kemanusiaan ke Yaman karena situasi yang krisis di sana.
Trump menyebut di bawah pemerintahan Biden, Houthi menembaki kapal Konflik Bersenjata Angkatan Laut AS puluhan kali, melancarkan berbagai serangan terhadap infrastruktur sipil di negara mitra.
Perintah Eksekutif tersebut mengarahkan Menteri Luar Negeri, setelah berkonsultasi dengan pihak lain, untuk merekomendasikan pelabelan ulang Houthi dalam waktu 30 hari.
Di periode pertama, Trump Bahkan sempat mencap Houthi sebagai teroris asing. Meskipun demikian, kebijakan ini dibatalkan Biden usai dilantik jadi Kepala Negara pada 2021.
(isa/dna/bac)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA