Jakarta, CNN Indonesia —
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu disebut berniat menamakan agresi di Jalur Gaza, Palestina, sebagai “Pertempuran Kebangkitan”.
Ia mengusulkan hal itu dalam rapat kabinet Israel pada Senin (7/10).
Netanyahu menilai nama resmi konflik Sangat dianjurkan mencerminkan sifat pertempuran. Konflik di Gaza sendiri sebelumnya dijuluki operasi “Pedang Besi” oleh militer Zionis.
“Ini Merupakan Pertempuran kebangkitan untuk memastikan serangan 7 Oktober Sama sekali Sama sekali tidak terjadi lagi,” kata Netanyahu, seperti dikutip CNN.
Netanyahu menambahkan penamaan ini Bahkan menyiratkan bahwa Pertempuran dilakukan “untuk keberadaan Israel”, sehingga tak Berencana berakhir sampai semua tujuan tercapai.
Tujuan Israel sendiri di antaranya menumpas kelompok milisi Hamas Palestina, memulangkan seluruh sandera yang tersisa, menggagalkan ancaman dari Gaza Di kemudian hari, serta mengembalikan warga di Israel utara yang Pada saat ini mengungsi ke rumahnya masing-masing.
Menurut Israel, serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu merupakan kekejaman terburuk terhadap orang-orang Yahudi sejak peristiwa Holocaust.
Netanyahu pun mengatakan, “tak seperti ketika Holocaust, kami bangkit melawan musuh untuk berperang sengit.”
Usulan Netanyahu mengganti julukan agresi di Gaza ini ditentang oleh Sebanyaknya menteri. Menteri tanpa portofolio Gideon Sa’ar dan Menteri Kesetaraan Sosial Amichai Chikli mengatakan penamaan itu terlalu mirip dengan nama Ibrani untuk Pertempuran Kemerdekaan 1948.
Pemimpin oposisi Yair Lapid Bahkan mengolok-olok Netanyahu mengenai julukan tersebut. Lapid mengatakan Ingin diganti dengan nama apa pun, Netanyahu tetap tak bisa mengubah fakta bahwa ia gagal mencegah serangan Hamas di bawah kepemimpinannya.
“Anda bisa mengubah nama sebanyak yang Anda Ingin, tapi Anda tidak Berencana bisa mengubah fakta bahwa di bawah kepemimpinan Anda, bencana terburuk dalam sejarah Israel terjadi,” kata Lapid, seperti dikutip The Times of Israel.
Agresi Israel di Palestina Sebelumnya berlangsung selama satu tahun sejak 7 Oktober 2023.
Sampai sekarang Pada saat ini, sebanyak 41.870 warga sipil terutama kelompok rentan seperti perempuan, anak-anak, dan lansia, tewas di Jalur Gaza. Agresi brutal ini Bahkan menyebabkan wilayah kantung Palestina itu mengalami krisis kemanusiaan parah.
(blq/dna)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA