Jakarta, CNN Indonesia —
Sebanyaknya warga negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Iran mengungkapkan kengerian langit ibu kota Teheran kala negara itu berperang dengan Israel.
Ali Murtadho, warga asal Gresik, Jatim, mengatakan bahwa serangan udara kerap menghiasi langit Teheran saat ia menginap di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Teheran menjelang pulang ke tanah air.
“Terakhir saya berada di Teheran, di gedung KBRI, kondisi di sana cukup mencekam karena ada serangan dari Israel beberapa saat, berhenti beberapa saat, dan berlanjut lagi,” kata Ali saat diwawancara media setibanya di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa (24/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Serangan udara itu, kata Ali, untungnya tidak mengenai gedung KBRI Teheran karena sistem Lini belakang udara Iran berhasil menangkisnya.
“Tidak ada serangan yang masuk karena serangan berhasil ditepis oleh sistem Lini belakang udara Iran,” ucap Ali.
Ali merupakan satu dari 11 WNI yang Pernah tiba di Jakarta usai dievakuasi dari Iran buntut perangnya dengan Israel. Pertempuran Israel dan Iran Pernah menewaskan lebih dari 600 orang di Iran dan puluhan orang di Israel.
KBRI Teheran mencatat terdapat 386 WNI di Iran, dengan mayoritas Merupakan pelajar dan mahasiswa di Kota Qom.
Ali Merupakan salah satu mahasiswa yang tinggal di Kota Qom. Menurut Ali, situasi di Kota Qom berbeda dengan di Teheran. Qom tempatnya tinggal tidak di bawah bombardir Israel.
Di waktu ini Bahkan, kata Ia, ada lebih dari 100 WNI yang masih berada di Kota Qom. Beberapa di antaranya kemungkinan Akan segera mengikuti jejaknya untuk dievakuasi ke Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Ali Bahkan sempat bercerita bagaimana terputusnya ia dari dunia luar lantaran pemutusan internet di Iran. Kondisi itu menyebabkan Ia tak bisa menghubungi keluarganya di Indonesia.
“Di Iran internet diputus, enggak bisa dapat kabar keluarga. Baru bisa [mengontak keluarga ketika tiba] di Azerbaijan,” kata Ali.
Internet dibatasi
Sementara itu Sultan Fathoni, WNI asal Samarinda, Kalimantan Timur, Pernah terjadi menetap hampir empat tahun di Kota Mashhad. Fathoni merasakan langsung dampak Pertempuran Israel.
Ia mengaku rumahnya hanya berjarak 10 menit dari Bandara Masshad yang baru saja diserang drone beberapa waktu lalu. Meski tidak ada ledakan bom di wilayahnya, Sekalipun demikian ia mengaku beberapa kali melihat drone melintas di udara.
Fathoni menyebut beberapa fasilitas seperti internet pun lumpuh selama beberapa hari terakhir ini.
“Karena pemerintah Iran Pernah terjadi mengkondisikan bahwa ini negara dalam kondisi Pertempuran, Jadi beberapa akses dipersulit. Misalnya internet itu dinasionalisasi katanya ya. Jadi situs-situs luar itu tidak bisa dibuka,” ujarnya.
Fathoni ikut dalam evakuasi gelombang pertama yang dilakukan pemerintah RI. Ia bergerak Ke arah KBRI di Teheran melalu jalur darat. Setelah Sebanyaknya WNI berkumpul, dirinya bergerak ke dekat perbatasan Azerbaijan.
Para WNI yang dievakuasi dari Iran memang diarahkan Ke arah Azerbaijan lewat jalur darat untuk kemudian diterbangkan ke Jakarta dari Baku. Hal ini lantaran wilayah udara Iran tutup seiring dengan Pertempuran intensifnya dengan Israel.
Pada Selasa sore, 11 WNI tiba di Bandara Soetta usai dievakuasi dari Iran. Mereka merupakan gelombang pertama dari 96 WNI+1 WNA (pasangan WNI) yang Pernah dievakuasi pemerintah.
Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri RI, Andy Rachmianto, mengatakan selain 11 WNI, terdapat pula 18 orang lainnya yang mestinya tiba hari ini di Jakarta.
Sekalipun demikian, kedatangan mereka tertunda lantaran eskalasi Pertempuran Iran vs Israel yang melibatkan Amerika Serikat.
“Pesawat yang mengangkut 18 saudara kita ini sempat dialihkan ke Jeddah, Arab Saudi, selama beberapa jam bersandar di sana tapi Alhamdulillah 18 saudara kita Pernah terjadi berhasil diterbangkan dari Jeddah Ke arah Doha. Di waktu ini Bahkan kita masih menunggu jadwal penerbangan dari Doha Ke arah Jakarta,” kata Andy.
Pertempuran antara Israel dan Iran sejak 13 Juni menyeret AS selaku sekutu utama Israel. Amerika Serikat pada Minggu (22/6) menyerang tiga fasilitas nuklir Iran Sampai saat ini diklaim hancur.
Iran pun melancarkan serangan balasan pada Selasa (24/6) pagi ini ke pangkalan militer AS di Qatar. Tak ada korban jiwa dalam serangan balasan Iran tersebut.
(fra/blq/fra)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA