Arkeolog Minta Wacana Chattra Borobudur Tak Cuma Ditunda, tapi Dihapus


Yogyakarta, CNN Indonesia

Arkeolog Universitas Gadjah Mada (UGM) meminta rencana pemasangan chattra pada Candi Borobudur tak cuma ditunda, melainkan dihapus sepenuhnya.

“Jangan berhenti di situ [penundaan], saya minta dihentikan,” kata Dosen arkeologi UGM, Niken Wirasanti dalam acara Diskusi Permasalahan Rencana Pemasangan Chattra Borobudur di FIB UGM, Kamis (12/9).

Niken mengatakan rencana pemasangan chattra ini terus saja digaungkan beberapa tahun ini. Keinginan dan permintaan untuk memasang kembali chattra mulai muncul sejak era Pemimpin Negara Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu, keputusan chattra tidak layak untuk dipasang kembali. Ini sama seperti hasil kajian pada 2018 yang melibatkan Niken dan menyatakan rencana pemasangan chattra ditunda.

Lalu, dalam beberapa tahun terakhir wacana ini mengemuka lagi. Padahal, keberadaan chattra yang Di waktu ini tersimpan di Museum Karmawibangga Sebelumnya dianggap menimbulkan polemik sejak dulu.

Niken mengatakan ketika dirinya tergabung dalam dalam proyek pemugaran Borobudur bersama Kepala Lembaga Purbakala, mendiang Soekmono dan beberapa arkeolog senior lain medio 80-an, disepakati bahwa chattra hasil rekonstruksi Theodoor van Erp seharusnya disingkirkan.

“Sebelumnya mendiskusikan bahwa chattra itu Harus segera dibuang,” ujar Niken.

Niken menegaskan, pemasangan chattra pada stupa inti oleh van Erp yang dijadikan rujukan Hari Ini ini jelas-jelas keliru.

Buktinya, insyinur Belanda itu sendiri menyatakan penyesalannya karena menilai pemasangan chattra menyalahi otentisitas candi sehingga dilepas lagi.

“Pak Soekmono sendiri (bilang), wes gek ndang dibuang, Ia mengatakan jangan menjadi polemik lagi ini,” katanya.

“Maunya kita, keinginan banyak pihak ini Mungkin pembelajaran jangan terulang lagi memasang chattra itu, tapi yang terjadi orang berpikir berbeda. ‘Oh, dulu pernah dipasang van Erp’, (wacana) dipasanglah lagi,” sambungnya.

Niken pun mempertanyakan urgensi pemasangan chattra ini. Akhirnya, secara akademis dan prinsip pemugaran, pemasangan chattra tidak bisa dilakukan.

“Prinsip mugar itu jangan ada yang palsu, jangan menambah, tapi mengembalikan ke bentuk semula,” pungkasnya.

Wajah asli Borobudur tanpa chattra

Aditya Revianur, dosen Arkeologi UGM lainnya, Bahkan sepakat wacana pemasanan chattra ini dihentikan. Pasalnya, bentuk asli stupa inti Candi Borobudur memang tanpa chattra Bila mengacu ke relief Gandawyuha.

“Di relief Gandawyuha itu memperlihatkan bahwa stupa besar [Borobudur] itu tidak ada chattra-nya, dan kita bisa melihat di Borobudur di masa lalu kemungkinan besar tidak ada chattra-nya,” kata Aditya.

Aditya meyakini, para pendiri memahami kondisi alam dan geografi Tempat Candi Borobudur berdiri. Macam banyaknya petir Sampai sekarang kawasan yang rentan diguncang gempa bumi.

Arsitektur Borobudur diyakini paham pemasangan chattra pada stupa inti Bila tersambar petir atau diguncang gempa maka hanya Akan segera membahayakan orang-orang di bawahnya.

Ditambah lagi dengan, kata Aditya, pada stupa inti Bahkan tidak ditemukan sambungan yang membuktikan bahwa tak ada desain atau jejak pemasangan chattra.

Lagipula, kuat kemungkinan bahwa chattra hasil rekonstruksi van Erp bukan berasal dari batuan atau struktur asli stupa inti. Melainkan, material stupa-stupa kecil di area bawah Candi Borobudur.

“[Chattra] yang disusun van Erp itu kan menemukannya tidak di bagian teras atas Borobudur, tapi di bagian bawahnya. Nah, itu belum Tidak mungkin tidak di bagian Borobudur Bahkan, soalnya dulu di sekitar Borobudur Sebelumnya ada stupa kecil-kecil. Tapi kan rusak kemudian diurug lagi, nah Mungkin chattra yang disusun van Erp itu bagian dari stupa kecil-kecil di sekitar Borobudur. Soalnya Mengikuti bukti arkeologi, stupa kecil memang ada chattra-nya,” papar Aditya.

“Van Erp pun Bahkan tidak yakin, soalnya saat stupa [chattra] yang disusun Ia pada zaman Belanda dulu itu dipasang di bagian yastinya, ternyata itu tidak pas, tidak cocok, sehingga diturunkan lagi. Karena itu Ia menyadari salah di sana. Karena Sebelumnya ada bukti-bukti itu maka tidak sepantasnya untuk dipasang, dan itu tidak mengurangi keutamaan Candi Borobudur itu sendiri,” tuturnya.

Instalasi chattra atau payung di stupa induk Candi Borobudur, Magelang, Jateng batal dipasang karena masih membutuhkan kajian lebih mendalam terkait autentisitas chattra Borobudur.

Chattra yang semula dijadwalkan untuk diresmikan pada 18 September 2024 pun Pada akhirnya Harus mengalami penundaan.

Temuan hasil kajian teknis dan Detailed Engineering Design (DED) yang disusun oleh tim ahli dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyimpulkan Harus dilakukan studi yang lebih mendalam tentang autentisitas chattra.

Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) RI dalam hal ini melakukan tujuh upaya strategis dalam menyikapi penundaan instalasi chattra tersebut.

“Mengikuti hasil kajian teknis yang komprehensif, meliputi pengamatan langsung, pengukuran, pengujian, serta penghitungan dan analisis kekuatan, (ditemukan) bahwa kondisi material chattra ada yang tidak utuh atau terbagi banyak bagian batu dan batu bahan material tidak memiliki kait antarbatu. Maka, memerlukan tahapan yang Harus dikoordinasikan sesuai Syarat yang berlaku,” kata Juru Bicara Kemenag RI Sunanto melalui keterangan di Jakarta.

(kum/dmi)


[Gambas:Video CNN]


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Exit mobile version