Jakarta, CNN Indonesia —
Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan bahwa tidak ada rencana mengimpor 1,8 juta ton susu dari Vietnam untuk Mendukung Program Makan Bergizi Gratis yang dicanangkan Pemimpin Negara Prabowo Subianto.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik Kementerian Pertanian Moch. Arief Cahyono dalam keterangan di Jakarta, Minggu mengatakan bahwa Kementan tidak ada rencana melakukan Perdagangan Masuk Negeri tersebut.
Kementan justru Nanti akan mengajak investor dari Vietnam untuk membangun industri sapi perah di tanah air.
“Sangat dianjurkan ditegaskan bahwa Indonesia tidak merencanakan Perdagangan Masuk Negeri 1,8 juta ton susu dari Vietnam. Kebijakan yang diinisiasi oleh Kementan Merupakan mengundang investor asal Vietnam untuk membangun industri sapi perah di Indonesia dengan tujuan Mengoptimalkan produksi susu nasional, bukan untuk mengimpor produk susu,” kata Arief.
Arief menyatakan bahwa pihaknya ingin Memperjelas informasi yang beredar, sehingga tidak salah dalam menangkap pernyataan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman terkait Penanaman Modal perusahaan Vietnam untuk produksi susu sebesar 1,8 juta ton.
Arief mengungkapkan, Mentan menekankan bahwa kerja sama antara Indonesia dan Vietnam difokuskan pada peningkatan kapasitas produksi dalam negeri guna mencapai kemandirian pangan. Penekanan itu disebutnya sesuai arahan Pemimpin Negara.
Investor asal Vietnam yang berminat mengembangkan industri sapi perah di Kabupaten Poso, Sulteng, rencananya Nanti akan mengelola lahan seluas 10.000 hektar dan membangun fasilitas pengolahan susu yang diproyeksikan Nanti akan menghasilkan produksi susu Sampai sekarang 1,8 juta ton per tahun.
“Target produksi ini bukanlah hasil dari Perdagangan Masuk Negeri susu, melainkan dari kapasitas produksi lokal yang Nanti akan dibangun dan ditingkatkan melalui Penanaman Modal tersebut,” jelasnya.
Lebih lanjut, Arief menerangkan Manakala Penanaman Modal itu berjalan sesuai rencana, produksi susu dari industri dalam negeri diperkirakan Nanti akan mencapai 1,8 juta ton dalam tiga Sampai sekarang lima tahun ke depan.
“Sehingga dapat memenuhi sekitar setengah dari kebutuhan nasional yang Pada Sekarang masih bergantung pada Perdagangan Masuk Negeri sebesar 3,7 juta ton per tahun,” ujarnya.
Langkah ini, lanjut Arief, diharapkan membawa dampak positif berupa penciptaan lapangan kerja, penurunan angka pengangguran, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat perdesaan di sekitar Tempat Penanaman Modal.
Arief menambahkan, rencana strategis itu merupakan langkah konkret Kementan dalam menekan ketergantungan Perdagangan Masuk Negeri dan Mengoptimalkan industri persusuan nasional, sejalan dengan arahan Pemimpin Negara untuk mencapai kemandirian pangan nasional.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA