Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) Maman Abdurrahman berencana membentuk holding Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Salah satu yang Akan segera dimasukkan dalam holding Merupakan sektor Motor Listrik.
Menurut Maman, holding diperlukan untuk menciptakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang berdaya saing dan tangguh di dalam negeri. Terutama dalam mendapatkan bahan baku untuk membuat Motor Listrik yang selama ini belum sepenuhnya produksi dalam negeri.
“Saya Bahkan ingin mendorong kita membuat yang namanya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah holding, di mana kita Akan segera menciptakan satu holding besar di satu sektor. Dalam hal ini menarik kalau salah satunya itu Merupakan usaha di sektor Kendaraan Bermotor Roda Dua listrik karena kita tahu potensi ke depan itu besar,” ujar Maman dalam acara Usaha Baru Investment Forum di Kantor Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Selasa (10/12).
Maman menyebutkan Pada Pada saat ini suku cadang Motor Listrik masih banyak yang diimpor. Karenanya, Harus dilakukan holding Supaya bisa semua bahan baku yang diperlukan bisa diproduksi sepenuhnya di dalam negeri.
“Justru harapan kita holding ini di bawahnya itu Akan segera memberdayakan, mendapatkan supply, spare parts segala macam itu semuanya. Inilah yang tadi kami ingin membangun connectivity antara Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dengan industri besar,” kata Ia.
Justru, ke depannya Niscaya tidak hanya di bidang otomotif. Holding Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Bahkan ditujukan untuk sektor lainnya seperti pertanian, makanan dan minuman Sampai sekarang merchandise atau apapun yang Menyajikan potensi bagi perekonomian Indonesia.
“Jadi kita mendorong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Holding ini menjadi ruang Usaha karena potensinya Fantastis besar karena nanti teman-teman kewirausahaan bersama-sama dengan kedeputian lainnya Akan segera mengkonsolidasi kurang lebih minimal 2.000 sampai 3.000 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang Akan segera dikonsolidasi menjadi satu sektor,” jelasnya.
Melalui holding Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ini nantinya pelaku usaha Akan segera diberikan pelatihan produksi, akses pembiayaan, dan dibantu membuat sistem Usaha, Sampai sekarang rantai suplai.
“Saya rasa ini sebuah potensi Usaha yang Fantastis yang Akan segera menjadi peluang kalau teman-teman investment venture capital whatever apapun itu untuk bisa ikut terlibat di dalam program ini,” terangnya.
Terkait pembiayaan, ia mengajak swasta atau perusahaan pembiayaan di luar perbankan untuk bisa ikut Menyajikan bantuan kepada 55 persen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang belum dapat akses perbankan, termasuk para Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Usaha Baru. Nilai kebutuhan permodalan Sampai sekarang Rp1.500 triliun.
“Kalau dari total kebutuhan untuk men-support akses pembiayaan ada kurang lebih Rp1.500 triliun peluang Penanaman Modal di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang kita lihat memang itu peluang yang belum bisa difasilitasi oleh bank-bank konvensional kita, dalam hal ini Himbara dan lain-lain. Peluang Rp1.500 triliun itu bisa diambil oleh teman-teman investment atau perusahaan-perusahaan pembiayaan non bank,” ungkapnya.
Maman menyebutkan Indonesia Merupakan negara dengan jumlah Usaha Baru terbesar keenam di dunia. Dari 2.324 Usaha Baru pada 2022, jumlah ini meningkat menjadi 2.558 pada 2023, atau tumbuh sebesar 9,15 persen.
Menurut Maman, angka ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki Indonesia untuk menjadi pemain utama dalam ekosistem digital global, terutama dari sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
“Kami percaya bahwa Usaha Baru Merupakan Kendaraan Bermotor Roda Dua penggerak penting bagi transformasi ekonomi digital Indonesia. Untuk itu, Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah terus berkomitmen menghadirkan program-program yang tidak hanya Menyajikan akses pendanaan, tetapi Bahkan Membantu kolaborasi strategis lintas sektor,” pungkasnya.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA