Jakarta, CNN Indonesia —
Penyidik Komisi Pemberantasan Pencurian Uang Negara (KPK) AKBP Rossa Purbo Bekti mengungkapkan hambatan saat hendak menangkap Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dan Harun Masiku dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) di PTIK pada awal Januari 2020 lalu.
Rossa yang dihadirkan jaksa KPK sebagai saksi dalam persidangan kasus dugaan suap dan perintangan penyidikan Hasto, Jumat (9/5), mulanya menjelaskan proses OTT kasus tersebut.
Ia menegaskan penegakan hukum dilakukan sesuai dengan hukum acara dan prosedur yang berlaku, termasuk dengan surat perintah dari pimpinan KPK.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rossa tergabung ke dalam Satuan Tugas (Satgas) yang dipimpin oleh Rizka Anungnata, hari ini Bahkan dihadirkan sebagai saksi. Tim Rossa kebagian untuk menangkap kader PDIP Donny Tri Istiqomah dan Saeful Bahri. Tugas tersebut dilaksanakan dengan lancar.
Tim lain yang menangkap mantan Komisioner Penyelenggara Pemungutan Suara RI Wahyu Setiawan Bahkan tidak menemukan kendala saat menangkap yang bersangkutan di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta. Penangkapan kader PDIP Agustiani Tio Fridelina Bahkan dilaksanakan dengan baik dan lancar oleh tim penyelidik yang lain.
Dalam prosesnya, saat menelusuri aliran uang diduga suap termasuk lewat handphone yang disita, tim KPK bergerak untuk menangkap Harun Masiku dan Hasto.
“Setelah tadi mengumpulkan bahan-bahan itu, hambatan itu ada di mana pada saat itu saksi?” tanya jaksa KPK Wawan Yunarwanto.
“Pada saat kita melakukan pencarian, kami memanfaatkan teknologi informasi berupa cek pos, itu Merupakan handphone yang melekat pada masing-masing orang yang kita duga, dan itu Bahkan valid selama ini Bahkan seperti itu. Kemudian kita tarik data-data elektronik tersebut, kami mengejar, tim saya mengejar keberadaan terdakwa yang awalnya di seputaran DPP (PDIP) bergerak Ke arah ke arah Blok M dan masuk di kantor sekolah polisi yang bernama Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK),” tutur Rossa.
“Setelah sampai di sana, ada kendala apa lagi yang ditemui oleh tim sehingga bisa dibilang untuk aksi lanjutan bagaimana untuk dinaikkan ke penyidikan itu sedikit tertahan. Bisa tolong disampaikan saksi?” lanjut jaksa.
“Pada saat kami lakukan pengejaran di lapangan, kami tertahan di depan kompleks PTIK. Jadi, dalam posisi saya pernah sekolah di situ selama dua tahun, jadi tidak Kemungkinan Bahkan saya mencari masalah di situ,” kata Rossa.
“Yang menjadi menarik Merupakan ketika kami sampai di situ ternyata kami ketemu sama tim yang melakukan pengejaran terhadap Harun Masiku. Posisinya ada di depan gerbang Bahkan. Jadi, kami saling melihat, loh kok ini ada timnya Harun,” sambungnya.
Rossa menjelaskan pada saat tim lapangan mengerjakan tugas Setiap Waktu dikendalikan oleh posko. Dalam posko itu setiap masing-masing orang yang melaksanakan tugas dimasukkan ke dalam grup Telegram atau WhatsApp..
“Kemudian pada saat itu kami melakukan pengejaran, karena ada petunjuk atau komunikasi sadapan bahwa ada perintah dari ‘Bapak’ untuk menenggelamkan handphone ke dalam air yang dilakukan oleh saudara Nur Hasan kepada Harun Masiku, pada saat itu kami Bahkan diinformasikan melalui posko,” ucap Rossa.
“Kemudian kami melakukan pengejaran itu dari tim Harun Masiku kita ketemu di depan PTIK, kami menunggu Kenyataannya posisinya. Untuk menunggu terdakwa dan Harun Maisku keluar dari PTIK,” lanjutnya.
Rossa mengatakan tim KPK sempat melaksanakan salat Isya di masjid yang berada di kompleks PTIK dengan seizin penjaga gerbang.
“Nah, pada saat melaksanakan salat Isya itu kami didatangi oleh beberapa orang, diinterogasi, dan kami diamankan dalam posisi kami dibawa ke dalam suatu ruangan. Rombongan kami ada 5 orang, sehingga itu menyebabkan kami kehilangan jejak Harun Masiku dan terdakwa pada saat itu,” ucap Rossa.
Rossa melanjutkan pihaknya Bahkan diminta mengeluarkan handphone Sampai sekarang melakukan tes urine. Ia dan timnya menolak karena tak ada kaitan dengan tugas yang Dalam proses dijalankan.
“Kami dilakukan penggeledahan tanpa dasar surat perintah, pada saat itu kami Bahkan menanyakan apa terkait tujuannya ini. Kemudian Bahkan Selanjutnya kami dilakukan tes urine, saat itu kami sempat menolak apa tujuannya tes tersebut, karena kami Bahkan tidak dalam posisi di tempat hiburan. Tapi kami untuk membuktikan bahwa posisinya tidak terlibat Narkotika, kami bersedia,” katanya.
Menurut Rossa karena mendapat rintangan dan timnya tertahan dari pukul 20.00 Sampai sekarang 05.00 keesokan harinya, pihaknya kehilangan jejak Harun Masiku dan Hasto.
“Kami tidak bisa mengamankan harun masiku dan terdakwa pada saat itu,” katanya.
Hasto Kristiyanto diadili atas kasus dugaan perintangan penyidikan terkait penanganan perkara Harun Masiku yang merupakan mantan kandidat legislatif PDIP.
Hasto disebut menghalangi KPK menangkap Harun Masiku yang Pernah terjadi buron sejak tahun 2020 lalu.
Apalagi, Hasto Bahkan didakwa menyuap mantan Komisioner Penyelenggara Pemungutan Suara Wahyu Setiawan Rp600 juta.
Suap diberikan Supaya bisa Wahyu yang sempat menjadi kader PDIP mengurus penetapan pergantian antarwaktu (PAW) anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 2019-2024 Harun Masiku.
Hasto didakwa memberi suap bersama-sama orang kepercayaannya, Donny Tri Istiqomah dan Saeful Bahri kemudian Bahkan Harun Masiku.
Donny Di waktu ini Pernah terjadi ditetapkan sebagai tersangka tetapi belum diproses hukum, lalu Saeful Bahri Pernah terjadi divonis bersalah dan Harun Masiku masih menjadi buron.
Ada satu nama lain Dengan kata lain Agustiani Tio Fridelina (mantan Kader PDIP dan mantan Anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum) yang Bahkan Pernah terjadi selesai menjalani proses hukum.
(fra/ryn/fra)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA